Indo Artileri

Kembalilah Jaya Indonesiaku

Kami Membutuhkanmu Soekarno

Kembalilah

Sejarah VOC: Kejayaan, Ketamakan, dan Kebangkrutan

VOC, atau Vereenigde Oostindische Compagnie, memiliki catatan penting dalam sejarah bangsa Indonesia. VOC didirikan pada 1602 oleh pemerintahan Belanda. Perusahaan ini mendapat hak untuk memonopoli aktivitas daerah koloni Belanda di Asia. Banyak peneliti sejarah dan ekonomi menganggap perusahaan ini sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia. Perusahaan ini juga menjadi pelopor sebagai perusahaan pertama yang menerbitkan saham ke publik.
Keberhasilan Colombus dalam menjelajahi bagian lain dari dunia di akhir abad 15 membuat berbagai kerajaan di Eropa memperluas daerah kekuasaan. Spanyol, Inggris, Prancis, dan Portugal saling berseteru untuk memperebutkan daerah kekuasaan selama sekitar setengah abad. Meski setiap kerajaan berusaha memperluas kekuasaan, Belanda memilih cara yang berbeda. Mereka ingin menguasai kekayaan dari daerah yang ditaklukkan sekaligus menjadi penguasa perdagangan.
Pada 1959, didorong oleh kelangkaan pasokan rempah-rempah, kerajaan Belanda mengutus kapal untuk berlayar ke arah selatan menuju Afrika. Mereka singgah di wilayah bernama Tanjung Harapan dan melanjutkan pelayaran ke arah timur hingga sampai di Samudera Hindia. Armada Belanda akhirnya mendarat di pulau Jawa dan berinteraksi dengan penduduk setempat. Para pelayar dari Belanda ini kembali ke kampung halamannya dan sekitar dua pertiga awak kapal tewas selama ekspedisi pelayaran tersebut. Meski begitu, kerajaan Belanda puas. Mereka melihat potensi keuntungan yang luar biasa di tanah Jawa.

Berdirinya VOC

kedatangan voc
Pada 1601, kerajaan Belanda mengirimkan 65 kapal melalui rute yang sama dengan pelayaran sebelumnya untuk memperoleh rempah-rempah seperti cengkeh, pala, kayu manis, jahe, dan kunyit. Memotong jalur perdagangan dan mengimpor rempah secara langsung dapat menjadi strategi bisnis yang brilian bagi pemerintah Belanda. Kerajaan Belanda kemudian berinisiasi menciptakan persekutuan dagang bernama Vereenigde Oost-Indische pada 1602. Dalam bahasa Indonesia, VOC berarti persekutuan dagang Hindia Timur.
Selain VOC, terdapat persekutuan dagang lain milik Belanda yang beroperasi di hindia barat bernama VWC. Keduanya mendapat hak untuk memonopoli perdagangan. Sebagai langkah awal, kerajaan Belanda mengirim kapal perang yang dilengkapi persenjataan lengkap sekaligus mendeklarasikan perang terhadap penduduk lokal yang menentang pendudukan Belanda. Mereka merekrut prajurit yang terdiri dari penduduk Belanda dan masyarakat lokal, mendirikan koloni, serta menjadi penegak hukum agar dapat memaksimalkan profit.
VOC mengawali misinya dengan mengejar keuntungan perdagangan rempah dari Maluku. Seiring berjalannya waktu, wilayah koloni VOC terus meluas. Pada 1619, Perusahaan ini menjadikan Jayakarta sebagai ibukota perdagangan dan pelabuhan. Mereka mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia, yang kini kita kenal sebagai Jakarta. Selama hampir dua abad, VOC terus menambah pelabuhan sebagai basis perdagangan. Mereka juga berperan penting dalam perekonomian Belanda dimana telah memberi dividen 18% per tahun selama hampir 200 tahun.

Masa Kejayaan dan Kekejaman Jan Pieterszoon Coen

masa jaya voc
VOC sukses menaklukkan hampir seluruh wilayah yang mereka incar sekaligus mampu menumbuhkan dan menghidupkan perekonomian kerajaan Belanda. Dari 1602 sampai 1796, VOC berhasil memperdagangkan lebih dari 2,5 juta ton komoditas di pasar Asia sekaligus mempekerjakan hampir 5 juta penduduk Eropa di wilayah koloninya.
Pada era yang sama, VOC memiliki kompetitor bernama East India Company dari Inggris. Meski begitu, tingkat perdagangan kedua perusahaan sangat jomplang. East India Company hanya mampu menjual seperlima dari total perdagangan komoditas yang dilakukan oleh VOC. Hasil ini membuat VOC menikmati keuntungan terbesar di dunia dari perdagangan rempah sepanjang abad ke 17.
Sejarah mencatat bahwa VOC mencapai era terjaya sekaligus terkejam saat dipimpin Jan Pieterszoon Coen. Ia diangkat menjadi direktur jenderal perusahaan pada tahun 1614, saat masih berusia 28 tahun. Coen, yang sebelumnya berprofesi sebagai akuntan, merupakan diktator yang kejam dan sombong. Ia melancarkan aksi mengamankan monopoli dengan memperketat kendali atas wilayah VOC.
Dalam melancarkan aksinya, Coen memanfaatkan kekuatan militer kerajaan Belanda. Ia tidak segan untuk menangkap, menyiksa, dan bahkan membunuh penduduk Indonesia yang membangkang dengan menjual rempah-rempah kepada pedagang Cina dan India. Dibawah kepemimpinan Coen, VOC terus meluas dan menaklukkan daerah Indonesia yang tidak berada dibawah kekuasaan mereka. Tak hanya pada penduduk setempat, Coen juga sering memburu pedagang Portugal dan Inggris yang berdagang dengan penduduk lokal. Ia sering menangkap, menyiksa, atau membunuh mereka agar pedagang dari negara tersebut tidak kembali berdagang dengan penduduk setempat.
Kekejaman yang dilakukan Coen sebenarnya dapat merugikan bisnis perusahaan. VOC tetap membutuhkan generasi muda dan tenaga kerja setempat untuk meningkatkan produktivitas. Namun tak bisa dipungkiri bahwa Coen sukses membawa VOC ke puncak kesuksesan. VOC berhasil menjadi perusahaan terkaya dan paling berpengaruh di dunia sekaligus menjadi mesin penggerak perekonomian Belanda.

Politik, Ekonomi, dan Korupsi Jadi Pemicu Kebangkrutan

masa akhir voc
VOC merupakan aktor utama dari kemajuan ekonomi Belanda. Pada pertengahan abad ke 17, Belanda mencapai zaman keemasan dimana VOC sebagai mesin penggerak ekonomi. Pada saat itu, Belanda sukses melahirkan para pemikir hebat yang berkontribusi bagi dunia seperti Rembrandt, Vermeer, Descartes, dan Antonie van Leeuwenhoek.
Kesuksesan panjang VOC akhirnya harus berakhir. Sekitar 1730-an, kondisi VOC terus memburuk. Perubahan situasi politik dan ekonomi di wilayah Asia dianggap sebagai penyebab awal kemunduran VOC. Perusahaan ini terpaksa membatasi aktivitas operasionalnya dan membuat mereka mengalami penurunan keuntungan.
Kondisi internal VOC sendiri mengalami kemerosotan moral. Terjadinya korupsi dan kemalasan para petinggi perusahaan menjadi masalah besar. Banyak yang menganggap VOC telah menjadi jauh lebih besar dari kompetitornya. Semangat kompetitif pegawai menjadi turun, belum lagi penurunan keuntungan yang membuat gaji pekerja semakin rendah. Di tengah masalah tersebut, korupsi terus merajalela diantara para pejabat VOC.
Dengan performa yang terus menurun. VOC harus menghadapi kenyataan pahit. Sejak 1720, produk Indonesia menghadapi kompetisi produsen gula murah dari Brazil. Kondisi ini diperburuk pasar Eropa yang berada pada titik jenuh. Selain itu, Belanda harus menghadapi perang Anglo-Dutch dan sumber pendapatan dari VOC sangat diharapkan sebagai sumber pembiayaan perang. Menuju akhir abad ke 18, sebagian besar aset VOC berhasil direbut oleh Britania Raya. Puncaknya terjadi pada tahun 1800, dimana akhirnya VOC dinyatakan bangkrut.
Aset dan hutang VOC diambil alih pemerintahan Belanda. Terdapat hutang sekitar 136,7 juta gulden dengan berbagai aset kekayaan seperti kantor, gudang, benteng, kapal, dan wilayah kekuasaan. Wilayah kekuasaan VOC berubah nama menjadi Hindia Timur Belanda. Meski VOC telah tiada, kerajaan Belanda masih memperluas pengaruhnya hingga menguasai nyaris seluruh kepulauan di Indonesia. Begitulah akhir dari perusahaan yang mempelopori konsep perusahaan multinasional, yang ternyata berawal di Indonesia.
0 Komentar untuk "Sejarah VOC: Kejayaan, Ketamakan, dan Kebangkrutan"

 
Copyright © 2014 Indo Artileri - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info