Militer Australia saat terlibat program Aceh Relief pascatsunami. ©smh.com.au |
Kolom opini di harian Herald Sun hari ini, Senin (23/2), memperpanas hubungan Indonesia-Australia. Penulis Rita Panahi menilai pemerintah Indonesia tidak tahu diri karena mengabaikan bantuan USD 1 miliar (setara Rp 13 triliun) untuk rekonstruksi tsunami Aceh. Itu belum termasuk bantuan-bantuan lain yang biasa diberikan Australia melalui AUSAID dan pelbagai lembaga donor independen Negeri Kanguru.
Kebanyakan bantuan rutin ini masuk melalui Bappenas untuk memperkuat SDM dan infrastruktur kawasan timur Indonesia, terutama NTT, Maluku, dan Papua.
“Jakarta tutup mata atas kebaikan tetangganya. Sebaliknya, setelah semua bantuan itu, Indonesia membiarkan perdagangan manusia, imigran gelap, dan pencurian ikan di perarian Australia,” tulis Panahi.
Sentimen terhadap Indonesia mencuat sejak Perdana Menteri Tony Abbott mengungkit hibah tsunami dalam kampanyenya membebaskan dua pentolan Bali Nine yang hendak dihukum mati dalam waktu dekat. Setelah ramai dikritik, Abbott menjelaskan bahwa yang dia maksud dari mengungkit nominal hibah sekadar mengingatkan hubungan baik antara RI-Australia selama ini.
Senator Tasmania, Jacqui Lambie, justru mendukung pemerintah Australia bersikap keras pada Indonesia. Tidak perlu lagi memberi bantuan, baik itu hibah, beasiswa, hingga pinjaman lunak pada tetangga yang tidak tahu diri.
“Untuk apa kita berikan ratusan juta dollar pada Indonesia,” kata Lambie.
Kembali ke opini Panahi, dia menekankan bahwa bantuan suatu negara tidak mungkin netral. Uang pembayar pajak Australia itu didonasikan ke seluruh dunia agar nilai-nilai khas Negeri Kanguru dapat diadopsi oleh negara penerima.
“Kalau hanya alasan kemanusiaan, bantuan kita ke Indonesia pasti cuma untuk membelikan vaksin atau meningkatkan pasokan gizi anak keluarga miskin,” tulisnya.
Merujuk data APBN Australia, pemerintah Negeri Kanguru pada 2015 hendak memberikan bantuan lintas sektor pada Indonesia sebesar ASD 234 juta (setara Rp 2 triliun). Jumlah ini sebenarnya sudah turun jauh dibandingkan 2014 yang mencapai ASD 543 juta (Rp 5,4 triliun).
Bantuan Australia kepada Indonesia meningkat 20 persen tiap tahun sejak tragedi Bom Bali pada 2002. Jumlah itu bahkan meningkat empat kali lipat selepas bencana Tsunami memporakporandakan Aceh dan Mentawai.
Panahi menyoroti fakta semua bantuan itu berjasa menggenjot ekonomi Indonesia. “Sekarang waktunya untuk bertanya, buat apa kita berikan begitu banyak uang untuk Indonesia. Negara yang lebih sering menghina kita.” (Merdeka.com).
0 Komentar untuk "Indonesia Tak Tahu Diri Setelah Dibantu"