Jakarta (MI) : Tujuh puluh tahun teronggok di dasar Laut Jawa, kapal selam Jerman ditemukan oleh tim Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dan Komunitas Sejarah Roodesbrug, Surabaya.
Bangkai kapal yang ditemukan diduga merupakan salah satu dari kapal selam Jerman yang dikirim untuk membantu Jepang pada masa Perang Dunia II, U 168 dan U 183. Kapal karam karena serangan kapal Belanda Zwaardvisch pada tahun 1944.
Memaparkan temuan dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kamis (11/12/2014), tim TNI AL dan Roodesbrug mengungkapkan, ekspedisi untuk menemukan kapal itu berawal dari berita simpang siur.
"Saat itu, ada berita di media massa tentang adanya kapal selam Jerman di Laut Jawa. Tetapi, sampai beberapa kali diberitakan, belum jelas apakah memang ada kapal di sana," ungkap Mayor Laut Yudo Ponco Ari dari Komandan Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim Surabaya.
Tim pun memulai ekspedisi ke wilayah Laut Jawa yang berada di utara Karimun Jawa. Berangkat pada 30 Mei 2014 malam, tim berhasil mencapai lokasi kapal pada pagi hari berikutnya.
Menyelam hingga kedalaman 25 meter, tim akhirnya menemukan bangkai kapal selam Jerman yang sebelumnya banyak dibicarakan. Tanda bahwa kapal selam itu milik Jerman di antaranya terdapat lambang Nazi pada sejumlah peralatan di dalam kapal.
"Lokasi kapal ternyata jauh dari Karimun Jawa. kalau kita mendarat, justru lebih dekat ke wilayah Kalimantan," ungkap Yudo yang bertindak sebagai pimpinan dalam penelitian kapal selam itu.
Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug menjelaskan, tim berhasil mengamati permukaan bangkai kapal, masuk ke dalamnya, serta menemukan fakta-fakta menarik lain tentang lubang kapal dan sejumlah artefak di dalamnya.
Tim menemukan lubang di bagian depan kapal. Diduga, lubang tersebut merupakan bekas lubang tempat peluncur terpedo. Bagian itu berlubang sebab terbuat dari bahan kuningan sehingga habis dimakan usia.
Di dalam kapal, tim menemukan sejumlah tengkorak, alat makan, botol parfum, botol wine, dan botol sake. Temuan ini memberi perunjuk tentang cara hidup tentara Jerman di kapal selam itu. "Mereka tidak pernah mandi sehingga butuh parfum banyak," kata Adi.
Tim juga menemukan bagian kapal yang koyak. Diduga, bagian itulah yang terkena serangan Belanda. Adi menduga, bangkai yang ditemukan adalah bagian depan kapal. "Bagian belakang tidak tahu berada di mana," katanya. Kapal diperkirakan punya panjang 30 meter.
Sebelum tim TNI AL dan Roodesbrug, tim Pusat Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga pernah menemukan bangkai kapal selam Jerman di Laut Jawa yang dekat dengan Karimun Jawa.
Diberitakan National Geographic Indonesia (22/11/2013), tim juga menemukan piring bertuliskan Rieber Mitterteich, sebuah pabrik porselen terkenal di Bavaria, Jerman. Pada piring itu, terdapat lambang Swastika.
Selain artefak, tim arkeolog yang dipimpin oleh Shinatria Adhityatama pun menemukan kerangka prajurit Jerman yang tak sempat menyelamatkan diri serta sisa-sisa torpedo milik kapal Belanda.
Arkeolog menduga, kapak selam Jerman yang ditemukan bertipe IXC/40. Sama seperti tim TINI AL dan Roodesbrug, arkeolog juga menduga, kapal selam Jerman yang ditemukan antara U 168 dan U 183.
Apakah bangkai kapal yang ditemukan oleh tim TNI AL-Roodesbrug sama dengan yang ditemukan para arkeolog? Menanggapi pertanyaan itu, Adi mengatakan bahwa dirinya belum dapat memastikan.
"Ada dua kapal selam Jerman yang tenggelam di Laut Jawa. Dua-duanya berada di dekat Karimun Jawa," katanya. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengonfirmasi apakah kapal temuan kedua tim sama. Adi mengatakan, dia belum berkoordinasi dengan para arkeolog.
Pekerjaan rumah lain adalah mengungkap identitas kapal. Adi mengatakan, timnya menemukan obyek yang diduga adalah enigma yang menyimpan kode kapal. "Kalau itu bisa diteliti, kita bisa ungkap apakah ini U 168 atau U 183," katanya.
Duta Besar Jerman George Witchel mengungkapkan bahwa pihaknya siap membantu untuk mengungkap identitas kapal itu. Dalam konferensi pers, duta besar meminta beberapa data yang bisa digunakan untuk pengecekan.
Lebih lanjut, Tim TNI AL dan Roodesbrug mengungkapkan perlunya konservasi bangkai kapal tersebut. Menurut mereka, bangkai kapal itu bisa menjadi daya tarik wisata bawah laut. Saat ini, bangkai kapal terancam dicuri.
Bangkai kapal yang ditemukan diduga merupakan salah satu dari kapal selam Jerman yang dikirim untuk membantu Jepang pada masa Perang Dunia II, U 168 dan U 183. Kapal karam karena serangan kapal Belanda Zwaardvisch pada tahun 1944.
Memaparkan temuan dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kamis (11/12/2014), tim TNI AL dan Roodesbrug mengungkapkan, ekspedisi untuk menemukan kapal itu berawal dari berita simpang siur.
"Saat itu, ada berita di media massa tentang adanya kapal selam Jerman di Laut Jawa. Tetapi, sampai beberapa kali diberitakan, belum jelas apakah memang ada kapal di sana," ungkap Mayor Laut Yudo Ponco Ari dari Komandan Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim Surabaya.
Tim pun memulai ekspedisi ke wilayah Laut Jawa yang berada di utara Karimun Jawa. Berangkat pada 30 Mei 2014 malam, tim berhasil mencapai lokasi kapal pada pagi hari berikutnya.
Menyelam hingga kedalaman 25 meter, tim akhirnya menemukan bangkai kapal selam Jerman yang sebelumnya banyak dibicarakan. Tanda bahwa kapal selam itu milik Jerman di antaranya terdapat lambang Nazi pada sejumlah peralatan di dalam kapal.
"Lokasi kapal ternyata jauh dari Karimun Jawa. kalau kita mendarat, justru lebih dekat ke wilayah Kalimantan," ungkap Yudo yang bertindak sebagai pimpinan dalam penelitian kapal selam itu.
Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug menjelaskan, tim berhasil mengamati permukaan bangkai kapal, masuk ke dalamnya, serta menemukan fakta-fakta menarik lain tentang lubang kapal dan sejumlah artefak di dalamnya.
Tim menemukan lubang di bagian depan kapal. Diduga, lubang tersebut merupakan bekas lubang tempat peluncur terpedo. Bagian itu berlubang sebab terbuat dari bahan kuningan sehingga habis dimakan usia.
Di dalam kapal, tim menemukan sejumlah tengkorak, alat makan, botol parfum, botol wine, dan botol sake. Temuan ini memberi perunjuk tentang cara hidup tentara Jerman di kapal selam itu. "Mereka tidak pernah mandi sehingga butuh parfum banyak," kata Adi.
Tim juga menemukan bagian kapal yang koyak. Diduga, bagian itulah yang terkena serangan Belanda. Adi menduga, bangkai yang ditemukan adalah bagian depan kapal. "Bagian belakang tidak tahu berada di mana," katanya. Kapal diperkirakan punya panjang 30 meter.
Sebelum tim TNI AL dan Roodesbrug, tim Pusat Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga pernah menemukan bangkai kapal selam Jerman di Laut Jawa yang dekat dengan Karimun Jawa.
Diberitakan National Geographic Indonesia (22/11/2013), tim juga menemukan piring bertuliskan Rieber Mitterteich, sebuah pabrik porselen terkenal di Bavaria, Jerman. Pada piring itu, terdapat lambang Swastika.
Selain artefak, tim arkeolog yang dipimpin oleh Shinatria Adhityatama pun menemukan kerangka prajurit Jerman yang tak sempat menyelamatkan diri serta sisa-sisa torpedo milik kapal Belanda.
Arkeolog menduga, kapak selam Jerman yang ditemukan bertipe IXC/40. Sama seperti tim TINI AL dan Roodesbrug, arkeolog juga menduga, kapal selam Jerman yang ditemukan antara U 168 dan U 183.
Apakah bangkai kapal yang ditemukan oleh tim TNI AL-Roodesbrug sama dengan yang ditemukan para arkeolog? Menanggapi pertanyaan itu, Adi mengatakan bahwa dirinya belum dapat memastikan.
"Ada dua kapal selam Jerman yang tenggelam di Laut Jawa. Dua-duanya berada di dekat Karimun Jawa," katanya. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengonfirmasi apakah kapal temuan kedua tim sama. Adi mengatakan, dia belum berkoordinasi dengan para arkeolog.
Pekerjaan rumah lain adalah mengungkap identitas kapal. Adi mengatakan, timnya menemukan obyek yang diduga adalah enigma yang menyimpan kode kapal. "Kalau itu bisa diteliti, kita bisa ungkap apakah ini U 168 atau U 183," katanya.
Duta Besar Jerman George Witchel mengungkapkan bahwa pihaknya siap membantu untuk mengungkap identitas kapal itu. Dalam konferensi pers, duta besar meminta beberapa data yang bisa digunakan untuk pengecekan.
Lebih lanjut, Tim TNI AL dan Roodesbrug mengungkapkan perlunya konservasi bangkai kapal tersebut. Menurut mereka, bangkai kapal itu bisa menjadi daya tarik wisata bawah laut. Saat ini, bangkai kapal terancam dicuri.
Arkeolog: Kapal Selam Jerman Temuan TNI dan Arkenas Sama
Laut Jawa kaya peninggalan sejarah. Laut Jawa dipercaya menyimpan dua bangkai kapal selam milik Jerman, U 168 dan U 183.
Kamis (11/12/2014) di kantor Kementerian Koordinator Maritim, tim TNI Angkatan Laut dan Komunitas Sejarah Roodesbrug menyatakan bahwa mereka telah menemukan bangkai kapal selam Jerman yang diduga salah satu di antara dua kapal yang tenggelam.
Tim menyatakan, bangkai kapal selam ditemukan di utara Karimun Jawa, pada jarak 10 jam perjalanan dengan kapal berkecepatan rata-rata 7 knot.
Kapal ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Bagian yang ditemukan hanya bagian depan dari kapal sepanjang 30 meter tersebut. Selain menemukan bangkai kapal, tim juga mendapatkan artefak menarik seperti piring keramik, botol, serta kerangka manusia.
Temuan tersebut terbilang menarik. Namun, ternyata arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga pernah menemukan kapal selam di Laut Jawa. Apakah kapal yang ditemukan TNI dan arkeolog sama?
Menjawab pertanyaan tersebut, Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug yang ikut menyelam dan menemukan kapal mengatakan, "belum tahu sama atau berbeda."
Menurutnya, baik kapal U 168 maupun U 183 diduga terdapat di utara Karimun Jawa. Untuk bisa mengatakan kapal yang ditemukan timnya dan arkeolog sama atau berbeda, perlu diungkap dahulu identitas kapal.
Untuk mengungkap identitas kapal, Adi mengatakan, masih sulit. Tidak ada satu pun benda yang menunjukkan bahwa kapal selam yang ditemukan U 168 atau U 183.
Namun, dihubungi Kompas.com, arkeolog Bambang Budi Utomo yang terlibat penelitian bersama tim Arkenas dan Balar Yogyakarta mengatakan, bangkai kapal yang ditemukan TNI Al dan timnya sama.
"Itu tepatnya di timur laut Karimun Jawa. Kalau melihat lokasi penemuan 10 jam perjalanan dari Karimun Jawa, maka sebenarnya kapal yang ditemukan sama," katanya.
Bambang menjelaskan, usai menemukan bangkai kapal selam Jerman November 2013 lalu, pihaknya memang berkoordinasi dengan Kedutaan Jerman dan TNI Angkatan Laut untuk mengamankan temuan.
"Pemerintah Jerman meminta kita untuk menjaga bangkai kapal selam itu. Jadi kita hubungi TNI Angkatan laut untuk mengamankan," urainya.
Bambang mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan seluruh data temuan kepada TNI Angkatan Laut, termasuk koordinat lokasi penemuan kapal selam. Menurutnya, tugas TNI Angkatan laut seharusnya adalah ikut menjaga temuan tersebut.
Yudo Ponco Ari, Komandan Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim Surabaya, yang terlibat penemuan bersama tim TNI mengungkapkan bahwa dirinya belum menerima data dari arkeolog.
"Saya belum dapat informasi tentang koordinat yang diberikan arkeolog. Seandainya sama pun tidak masalah , akan kami serahkan datanya supaya saling melengkapi," ungkap Yudo lewat pesan singkat hari ini.
Kapal selam Jerman sampai ke perairan Indonesia karena permintaan Jepang. Total, ada 12 kapal selam yang dikirimkan ke Indonesia.
Kapal U 168 dan U 183 karam di dasar Laut Jawa akibat tembakan dari pasukan Belanda. Penembakan kapal Jerman oleh Belanda terkait sejarah Perang Dunia II, di mana Jerman dan punya perjanjian kerjasama melawan sekutu, antara lain Belanda dan Amerika Serikat.
Kamis (11/12/2014) di kantor Kementerian Koordinator Maritim, tim TNI Angkatan Laut dan Komunitas Sejarah Roodesbrug menyatakan bahwa mereka telah menemukan bangkai kapal selam Jerman yang diduga salah satu di antara dua kapal yang tenggelam.
Tim menyatakan, bangkai kapal selam ditemukan di utara Karimun Jawa, pada jarak 10 jam perjalanan dengan kapal berkecepatan rata-rata 7 knot.
Kapal ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Bagian yang ditemukan hanya bagian depan dari kapal sepanjang 30 meter tersebut. Selain menemukan bangkai kapal, tim juga mendapatkan artefak menarik seperti piring keramik, botol, serta kerangka manusia.
Temuan tersebut terbilang menarik. Namun, ternyata arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga pernah menemukan kapal selam di Laut Jawa. Apakah kapal yang ditemukan TNI dan arkeolog sama?
Menjawab pertanyaan tersebut, Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug yang ikut menyelam dan menemukan kapal mengatakan, "belum tahu sama atau berbeda."
Menurutnya, baik kapal U 168 maupun U 183 diduga terdapat di utara Karimun Jawa. Untuk bisa mengatakan kapal yang ditemukan timnya dan arkeolog sama atau berbeda, perlu diungkap dahulu identitas kapal.
Untuk mengungkap identitas kapal, Adi mengatakan, masih sulit. Tidak ada satu pun benda yang menunjukkan bahwa kapal selam yang ditemukan U 168 atau U 183.
Namun, dihubungi Kompas.com, arkeolog Bambang Budi Utomo yang terlibat penelitian bersama tim Arkenas dan Balar Yogyakarta mengatakan, bangkai kapal yang ditemukan TNI Al dan timnya sama.
"Itu tepatnya di timur laut Karimun Jawa. Kalau melihat lokasi penemuan 10 jam perjalanan dari Karimun Jawa, maka sebenarnya kapal yang ditemukan sama," katanya.
Bambang menjelaskan, usai menemukan bangkai kapal selam Jerman November 2013 lalu, pihaknya memang berkoordinasi dengan Kedutaan Jerman dan TNI Angkatan Laut untuk mengamankan temuan.
"Pemerintah Jerman meminta kita untuk menjaga bangkai kapal selam itu. Jadi kita hubungi TNI Angkatan laut untuk mengamankan," urainya.
Bambang mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan seluruh data temuan kepada TNI Angkatan Laut, termasuk koordinat lokasi penemuan kapal selam. Menurutnya, tugas TNI Angkatan laut seharusnya adalah ikut menjaga temuan tersebut.
Yudo Ponco Ari, Komandan Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim Surabaya, yang terlibat penemuan bersama tim TNI mengungkapkan bahwa dirinya belum menerima data dari arkeolog.
"Saya belum dapat informasi tentang koordinat yang diberikan arkeolog. Seandainya sama pun tidak masalah , akan kami serahkan datanya supaya saling melengkapi," ungkap Yudo lewat pesan singkat hari ini.
Kapal selam Jerman sampai ke perairan Indonesia karena permintaan Jepang. Total, ada 12 kapal selam yang dikirimkan ke Indonesia.
Kapal U 168 dan U 183 karam di dasar Laut Jawa akibat tembakan dari pasukan Belanda. Penembakan kapal Jerman oleh Belanda terkait sejarah Perang Dunia II, di mana Jerman dan punya perjanjian kerjasama melawan sekutu, antara lain Belanda dan Amerika Serikat.
Sumber : KOMPAS
0 Komentar untuk "70 Tahun Hilang di Dasar Laut Jawa, Kapal Selam Jerman Ditemukan"