Indo Artileri

Kembalilah Jaya Indonesiaku

Kami Membutuhkanmu Soekarno

Kembalilah

Pola Sosialisasi

Pola Sosialisasi

  Pola Sosialisasi

   Selain sebagai proses belajar dan mewariskan suatu kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sosialisasi juga sebagai sarana untuk mengembangkan diri sendiri yang berarti membangun diri sendiri untuk membentuk kepribadiannya. Dalam sosialisasi dikenal dua macam sosialisasi, yaitu sosialisasi represif (repressive socialization) dan sosialisasi partisipatif (partisipatory socialization).

   A. Sosialisasi Represif

   Di masyarakat seringkali kita melihat ada orang tua yang memberikan hukuman fisik pada anak yang tidak menaati perintahnya. Misalnya memukul anak yang tidak mau belajar, atau mengunci anak di kamar mandi karena berkelahi dengan teman. Contoh ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi represif yang ada di sekitar kita. 

   Sosialisasi Represif merupakan sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan hukuman, terutama hukuman fisik terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anak.

   Adapun ciri - ciri sosialisasi represif di antaranya sebagai berikut.
   1) Menghukum perilaku yang keliru.
   2) Adanya hukuman dan imbalan materiil.
   3) Kepatuhan anak kepada orang tua
   4) Perintah sebagai komunikasi.
   5) Komunikasi nonverbal atau komunikasi satu arah yang berasal dari orang tua.
   6) Sosialisasi berpusat pada orang tua.
   7) Anak memerhatikan harapan orang tua.
   8) Dalam keluarga biasanya didominasi orang tua.

   Sosialisasi represif umumnya dilakukan oleh orang tua yang otoriter. Sikap orang tua yang otoriter dapat menghambat pembentukan kepribadian seorang anak karena anak tidak dapat membentuk sikap mandiri dalam bertindak sesuai dengan perannya. Seorang anak yang sejak kecil selalu dikendalikan secara berlebihan oleh orang tuanya, setelah dewasa ia tidak akan berani mengembangkan diri, tidak dapat mengambil suatu keputusan dan akan selalu bergantung pada orang lain. Kata - kata "harus", "jangan", dan "tidak boleh ini dan itu" akan selalu terngiang - ngiang di pikirannya.

   B. Sosialisasi Partisipatif

   Pola ini lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi. Dalam pola ini, bahasa merupakan sarana yang paling baik sebagai alat untuk membentuk hati nurani seseorang dan sebagai perantara dalam pengembangan diri. Melalui bahasa, seseorang belajar berkomunikasi, belajar berpikir, dan mengenal diri.

   Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sosialisasi partisipatif memiliki ciri - ciri antara lain sebagai berikut.
   1) Memberikan imbalan bagi perilaku baik.
   2) Hukuman dan imbalan bersifat simbolis.
   3) Otonomi anak.
   4) Interaksi sebagai komunikasi.
   5) Komunikasi verbal atau komunikasi dua arah, baik dari anak maupun dari orang tua.
   6) Sosialisasi berpusat pada anak.
   7) Orang tua memerhatikan keinginan anak.
   8) Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama.

0 Komentar untuk "Pola Sosialisasi"

 
Copyright © 2014 Indo Artileri - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info