Tarakan (MI) : Teknologi yang semakin berkembang membuat segala macam cara ditempuh negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Tujuannya untuk merebut wilayah yang hingga kini masih dalam status quo atau sengketa.
Upaya ini yang dilakukan negara tetangga melalui pantauan udara di kawasan Ambalat, pulau terluar Indonesia. Tak hanya melalui pesawat militer atau sipil, mereka (negara tetangga) pun memantau aktivitas daerah tersebut dengan pesawat 'hantu'.
Disebut pesawat 'hantu' lantaran tidak dikendarai oleh awak. "Ada pesawat tanpa awak juga yang masuk radar kami berada di Ambalat. Ini terjadi beberapa kali. Pesawatnya ada tetapi dikendalikan dari jarak jauh atau yang sekarang ini dikenal dengan sebutan drone," ujar Komandan Pangkalan Udara Tarakan, Letkol Penerangan (Pnb) Tiopan Hutapea di Markas Lanud Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis, 11 Juni 2015.
Tio menjelaskan, drone itu masuk dalam sembilan pesawat yang sudah menyelinap tanpa izin ke Ambalat. Sementara untuk mengatasi permasalah perbatasan tersebut, Indonesia juga sudah melakukan pertemuan hingga ke 27 kali dengan Malaysia, namun tidak ada hasil.
Bahkan yang lebih parah, lanjut Tiopan, Malaysia selama ini sudah mengklaim wilayah Ambalat di sektor tertentu di mana sektor tersebut merupakan milik Indonesia.
Syarat memiliki wilayah itu harus negara kepulauan. "Sudah jelas-jelas jika Indonesia itu negara kepulauan. Kami tidak mau tragedi Timor-timor dan Sipadan Ligitan kembali terjadi. Harus kami perjuangkan meski dengan keterbatasan yang ada. NKRI harga mati," jelas Tio sapaan Tiopan.
Tio menjelaskan, kondisi seperti ini sudah sangat kritis, sebab pesawat asing itu bisa kapan saja datang jika tidak ada penanganan dini. Untuk itu, TNI dengan segala kesatuan angkatan yang ada menggelar operasi Perisai Sakti 2015 yang dilakukan sepanjang tahun ini.
Tujuannya agar meniminalisir segala kemungkinan yang ada. "Dengan adanya operasi ini membuktikan jika TNI ada untuk menjaga wilayah hingga perbatasan melalui jalur darat, laut dan udara," kata Tio.
Upaya ini yang dilakukan negara tetangga melalui pantauan udara di kawasan Ambalat, pulau terluar Indonesia. Tak hanya melalui pesawat militer atau sipil, mereka (negara tetangga) pun memantau aktivitas daerah tersebut dengan pesawat 'hantu'.
Disebut pesawat 'hantu' lantaran tidak dikendarai oleh awak. "Ada pesawat tanpa awak juga yang masuk radar kami berada di Ambalat. Ini terjadi beberapa kali. Pesawatnya ada tetapi dikendalikan dari jarak jauh atau yang sekarang ini dikenal dengan sebutan drone," ujar Komandan Pangkalan Udara Tarakan, Letkol Penerangan (Pnb) Tiopan Hutapea di Markas Lanud Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis, 11 Juni 2015.
Tio menjelaskan, drone itu masuk dalam sembilan pesawat yang sudah menyelinap tanpa izin ke Ambalat. Sementara untuk mengatasi permasalah perbatasan tersebut, Indonesia juga sudah melakukan pertemuan hingga ke 27 kali dengan Malaysia, namun tidak ada hasil.
Bahkan yang lebih parah, lanjut Tiopan, Malaysia selama ini sudah mengklaim wilayah Ambalat di sektor tertentu di mana sektor tersebut merupakan milik Indonesia.
Syarat memiliki wilayah itu harus negara kepulauan. "Sudah jelas-jelas jika Indonesia itu negara kepulauan. Kami tidak mau tragedi Timor-timor dan Sipadan Ligitan kembali terjadi. Harus kami perjuangkan meski dengan keterbatasan yang ada. NKRI harga mati," jelas Tio sapaan Tiopan.
Tio menjelaskan, kondisi seperti ini sudah sangat kritis, sebab pesawat asing itu bisa kapan saja datang jika tidak ada penanganan dini. Untuk itu, TNI dengan segala kesatuan angkatan yang ada menggelar operasi Perisai Sakti 2015 yang dilakukan sepanjang tahun ini.
Tujuannya agar meniminalisir segala kemungkinan yang ada. "Dengan adanya operasi ini membuktikan jika TNI ada untuk menjaga wilayah hingga perbatasan melalui jalur darat, laut dan udara," kata Tio.
Sumber : VIVA
0 Komentar untuk "Ketika Drone Negeri Jiran Mondar-mandir di Ambalat"