Pucuk Dicinta Ulam Tiba arti dari kiasan ini sebenarnya adalah Pucuk daun seperti pucuk daun pakis, daun ubi atau daun labu yang biasa dijadikan sayur. Ulam berarti pucuk juga, tetapi pucuk yang lebih muda karena lebih bagus daripada pucuk biasa, bisa dijadikan lalap dimakan dengan sambal plus ayam atau lele penyet.
Kata Dicinta dalam peribahasa ini berarti diingini, diidam-idamkan. Yang diingini hanya Pucuk, tetapi yang didapat Ulam. Makna dari peribahasa ini diartikan mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan.
Peribahasa diatas dikiaskan kepada seseorang/pihak yang mendapat sesuatu yang lebih bagus atau lebih baik daripada yang dicita-citakannya. Sebagai contoh setamat dari SMA, Budi masuk ke Universitas, Ia ingin memiliki sepeda motor agar supaya tidak usah berjalan kaki lagi pergi kuliah ke kampus. Tetapi ketika pamannya datang dan melihat nilai rapor IPK-nya bagus, karena senang dengan Budi, pamannya menawarkan kepada Budi sebuah Mobil.
Kata Budi kepada pamannya, “Wah, pucuk dicinta ulam tiba nih. Saya sangat ingin mempunyai sepeda motor, Paman menawari saya Mobil.” Kejadian pembelian 3 kapal Bung Tomo Class yang awalnya berasal dari Corvette Nakhoda Ragam Class milik Brunei tampaknya akan terulang kembali. Indonesia yang baru saja membeli KRI Rigel dari Perancis sepertinya akan segera memiliki Mistral Class ex-Vladivostok.
Setelah berulang kali terjadi penundaan pengiriman kapal serbu amfibi kelas Mistral dari Perancis ke Rusia akhirnya pada bulan Mei 2015 Rusia tampaknya akan memutuskan untuk membatalkan pembelian kapal tersebut. Untuk pesanan sebanyak 2 buah kapal ini sejatinya pihak Rusia telah mempersiapkan nama buat kapal dimaksud yakni Vladivostok dan Sevastopol. Kisah ini berawal pada bulan Juni 2011, Rosoboronexport dan pembuat kapal DCNS Perancis menyetujui kontrak senilai 1,5 miliar Dollar AS untuk pengiriman dua operator helikopter kelas Mistral ke Rusia. Perancis diharapkan untuk memberikan kapal pertama pada 14 November 2014, namun dibatalkan dengan alasan Rusia mendukung krisis Ukraina dan Crimea. Pihak Rusia nantinya akan mengajukan Legal Action dan menuntut pihak Perancis untuk mengembalikan uang pembayaran berikut bunga dan denda.
Hal ini tentu saja sangat memberatkan Perancis karena saat ini saja DCNS dan galangan kapal STX Operator harus membayar kepada pelabuhan sebesar 2,7 juta dollar AS atau sekitar + Rp 35 miliar per bulan untuk perawatan. Biaya yang tentu saja sangat berat. Oleh karena itu Vladivostok akan dipindahkan dari Saint-Nazaire ke pangkalan angkatan laut di Brest.
Dengan tekanan yang kuat dari negara-negara anggota NATO khususnya Amerika sesungguhnya Perancis sakit pusing migrain berat. Industri galangan kapal Perancis dalam dekade terakhir nyaris mati suri. Saat ini perusahaan yang bertanggung jawab untuk membangun kapal ini adalah STX Perancis dimana 33 % sahamnya dimiliki pemerintah, yang terus berusaha agar perusahaan ini terus beroperasi. Pemilik 67 % saham lainnya adalah Korea Selatan yang sempat mengumumkan niatnya untuk menjual saham mereka.
Apabila terjadi keruntuhan/kebangkrutan pada industri perkapalan berarti juga harus siap kehilangan keahlian dan keterampilan dari ilmuwan dan insinyurnya. Ketika sebuah negara besar kehilangan industri pertahanannya dan ingin membangunnya kembali, maka bisa saja mereka akan memulainya lagi dari nol. Disisi lain Rusia boleh saja memiliki ilmuwan/insinyur yang dapat membuat design kapal namun pasca runtuhnya Uni Soviet banyak fasilitas industri pertahanan yang hilang (menjadi milik negara pecahan Soviet) termasuk ilmuwan-ilmuwannya.
Sebenarnya dengan adanya pembelian 2 kapal Mistral ini episode selanjutnya adalah adanya ToT Perancis ke Rusia untuk membuat kapal sejenis hal mana mirip dengan kasus ToT Chang Bogo Class, LPD Banjarmasin Class, dan pengadaan SIGMA Class.
Dengan kondisi ekonomi/keuangan Perancis yang belum sepenuhnya pulih dan memperhatikan percaturan politik dunia hingga krisis keamanan dunia akibat aktifitas ISIS maka tampaknya Perancis dan Indonesia akan saling melirik bermain mata dan gayung bersambutpun mulai. Bagi Perancis maka Indonesia adalah pasar yang potensial dan beberapa produk pertahanan telah dibeli seperti meriam Caesar 155mm dan KRI Rigel Class.
Pemerintah Indonesia saat ini berkeinginan mewujudkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia tentu tidak akan melepaskan peluang yang ada. Bersamaan dengan momentum peringatan 01 Juni 2015 sebagai Hari Lahirnya Pancasila maka Pemerintah saat ini yang berkeinginan melanjutkan cita-cita 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI) diprediksi akan merilis daftar belanjaan alutsistanya dan pada tanggal 01 Oktober 2015 bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila Pemerintah akan meresmikan Kapal Mistral Class ex-Vladivostok menjadi KRI SOEKARNO.
Penamaan kapal Mistral Class yang dibeli Rusia yakni Vladivostok dan Sevastopol merujuk kepada nama Kota Pelabuhan, sementara penamaan Kapal Induk angkut pesawat tempur milik Amerika lebih cenderung menamainya dengan tokoh Presiden AS seperti USS Dwight D. Eisenhower CVN 69, USS John F. Kennedy CV 67, USS Abraham Lincoln CVN 72, USS Theodore Roosevelt CVN 71, USS George Washington CVN 73, USS Ronald Reagan CVN 76. Kapal Induk adalah mahakarya produksi (Ultimate Design and Production) kapal permukaan, dengan mempertimbangkan kondisi yang ada Indonesia dalam waktu dekat belum akan memiliki kapal Induk angkut pesawat tempur (Aircraft Carrier) maka kapal induk angkut helikopter adalah pilihan yang paling rasional untuk diwujudkan.
Dalam pandangan penulis pada masa pemerintahan saat ini Indonesia akan membeli 1 kapal Mistral Class ex-Vladivostok sementara kapal ex-Sevastopol akan dibeli oleh pemerintahan selanjutnya dengan tambahan 2 kapal Mistral Class diproduksi di PT. PAL. Pengadaan Kapal Serbu Amfibi (Amphibious Assault Ship) ini akan menjawab tantangan Australia yang membeli 4 kapal induk Canberra Class. Apakah tulisan ini akan menjadi Kenyataan ataukah hanya Hoax semuanya tergantung dari sudut pandang dan posisi tidur pembaca.
Diposkan : Ayoeng_Biro Jambi/JKGR
Kata Dicinta dalam peribahasa ini berarti diingini, diidam-idamkan. Yang diingini hanya Pucuk, tetapi yang didapat Ulam. Makna dari peribahasa ini diartikan mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan.
Peribahasa diatas dikiaskan kepada seseorang/pihak yang mendapat sesuatu yang lebih bagus atau lebih baik daripada yang dicita-citakannya. Sebagai contoh setamat dari SMA, Budi masuk ke Universitas, Ia ingin memiliki sepeda motor agar supaya tidak usah berjalan kaki lagi pergi kuliah ke kampus. Tetapi ketika pamannya datang dan melihat nilai rapor IPK-nya bagus, karena senang dengan Budi, pamannya menawarkan kepada Budi sebuah Mobil.
Kata Budi kepada pamannya, “Wah, pucuk dicinta ulam tiba nih. Saya sangat ingin mempunyai sepeda motor, Paman menawari saya Mobil.” Kejadian pembelian 3 kapal Bung Tomo Class yang awalnya berasal dari Corvette Nakhoda Ragam Class milik Brunei tampaknya akan terulang kembali. Indonesia yang baru saja membeli KRI Rigel dari Perancis sepertinya akan segera memiliki Mistral Class ex-Vladivostok.
Setelah berulang kali terjadi penundaan pengiriman kapal serbu amfibi kelas Mistral dari Perancis ke Rusia akhirnya pada bulan Mei 2015 Rusia tampaknya akan memutuskan untuk membatalkan pembelian kapal tersebut. Untuk pesanan sebanyak 2 buah kapal ini sejatinya pihak Rusia telah mempersiapkan nama buat kapal dimaksud yakni Vladivostok dan Sevastopol. Kisah ini berawal pada bulan Juni 2011, Rosoboronexport dan pembuat kapal DCNS Perancis menyetujui kontrak senilai 1,5 miliar Dollar AS untuk pengiriman dua operator helikopter kelas Mistral ke Rusia. Perancis diharapkan untuk memberikan kapal pertama pada 14 November 2014, namun dibatalkan dengan alasan Rusia mendukung krisis Ukraina dan Crimea. Pihak Rusia nantinya akan mengajukan Legal Action dan menuntut pihak Perancis untuk mengembalikan uang pembayaran berikut bunga dan denda.
Hal ini tentu saja sangat memberatkan Perancis karena saat ini saja DCNS dan galangan kapal STX Operator harus membayar kepada pelabuhan sebesar 2,7 juta dollar AS atau sekitar + Rp 35 miliar per bulan untuk perawatan. Biaya yang tentu saja sangat berat. Oleh karena itu Vladivostok akan dipindahkan dari Saint-Nazaire ke pangkalan angkatan laut di Brest.
Dengan tekanan yang kuat dari negara-negara anggota NATO khususnya Amerika sesungguhnya Perancis sakit pusing migrain berat. Industri galangan kapal Perancis dalam dekade terakhir nyaris mati suri. Saat ini perusahaan yang bertanggung jawab untuk membangun kapal ini adalah STX Perancis dimana 33 % sahamnya dimiliki pemerintah, yang terus berusaha agar perusahaan ini terus beroperasi. Pemilik 67 % saham lainnya adalah Korea Selatan yang sempat mengumumkan niatnya untuk menjual saham mereka.
Apabila terjadi keruntuhan/kebangkrutan pada industri perkapalan berarti juga harus siap kehilangan keahlian dan keterampilan dari ilmuwan dan insinyurnya. Ketika sebuah negara besar kehilangan industri pertahanannya dan ingin membangunnya kembali, maka bisa saja mereka akan memulainya lagi dari nol. Disisi lain Rusia boleh saja memiliki ilmuwan/insinyur yang dapat membuat design kapal namun pasca runtuhnya Uni Soviet banyak fasilitas industri pertahanan yang hilang (menjadi milik negara pecahan Soviet) termasuk ilmuwan-ilmuwannya.
Sebenarnya dengan adanya pembelian 2 kapal Mistral ini episode selanjutnya adalah adanya ToT Perancis ke Rusia untuk membuat kapal sejenis hal mana mirip dengan kasus ToT Chang Bogo Class, LPD Banjarmasin Class, dan pengadaan SIGMA Class.
Dengan kondisi ekonomi/keuangan Perancis yang belum sepenuhnya pulih dan memperhatikan percaturan politik dunia hingga krisis keamanan dunia akibat aktifitas ISIS maka tampaknya Perancis dan Indonesia akan saling melirik bermain mata dan gayung bersambutpun mulai. Bagi Perancis maka Indonesia adalah pasar yang potensial dan beberapa produk pertahanan telah dibeli seperti meriam Caesar 155mm dan KRI Rigel Class.
Pemerintah Indonesia saat ini berkeinginan mewujudkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia tentu tidak akan melepaskan peluang yang ada. Bersamaan dengan momentum peringatan 01 Juni 2015 sebagai Hari Lahirnya Pancasila maka Pemerintah saat ini yang berkeinginan melanjutkan cita-cita 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI) diprediksi akan merilis daftar belanjaan alutsistanya dan pada tanggal 01 Oktober 2015 bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila Pemerintah akan meresmikan Kapal Mistral Class ex-Vladivostok menjadi KRI SOEKARNO.
Penamaan kapal Mistral Class yang dibeli Rusia yakni Vladivostok dan Sevastopol merujuk kepada nama Kota Pelabuhan, sementara penamaan Kapal Induk angkut pesawat tempur milik Amerika lebih cenderung menamainya dengan tokoh Presiden AS seperti USS Dwight D. Eisenhower CVN 69, USS John F. Kennedy CV 67, USS Abraham Lincoln CVN 72, USS Theodore Roosevelt CVN 71, USS George Washington CVN 73, USS Ronald Reagan CVN 76. Kapal Induk adalah mahakarya produksi (Ultimate Design and Production) kapal permukaan, dengan mempertimbangkan kondisi yang ada Indonesia dalam waktu dekat belum akan memiliki kapal Induk angkut pesawat tempur (Aircraft Carrier) maka kapal induk angkut helikopter adalah pilihan yang paling rasional untuk diwujudkan.
Dalam pandangan penulis pada masa pemerintahan saat ini Indonesia akan membeli 1 kapal Mistral Class ex-Vladivostok sementara kapal ex-Sevastopol akan dibeli oleh pemerintahan selanjutnya dengan tambahan 2 kapal Mistral Class diproduksi di PT. PAL. Pengadaan Kapal Serbu Amfibi (Amphibious Assault Ship) ini akan menjawab tantangan Australia yang membeli 4 kapal induk Canberra Class. Apakah tulisan ini akan menjadi Kenyataan ataukah hanya Hoax semuanya tergantung dari sudut pandang dan posisi tidur pembaca.
Diposkan : Ayoeng_Biro Jambi/JKGR
0 Komentar untuk "Pucuk Dicinta Ulam Tiba – Naga Asia II"