Palembang (MI) : Pasukan khusus TNI dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Marinir akhirnya bisa merebut dan menguasai kembali secara penuh PT Pusri dan Pertamina Plaju Palembang yang sebelumnya dikuasai teroris bersenjata melalui operasi serangan kilat dadakan yang terorganisasi dengan rapi, Sabtu (21/3/2015).
Sebelumnya, diberitakan pada awal Februari lalu, sekelompok teroris dengan kekuatan 25 orang bersenjata 4 pucuk SS-1, 6 pucuk AK dan 5 pucuk Uzi serta sejumlah bahan peledak berhasil menguasai PT Pusri dan menyandera seluruh pejabat PT Pusri termasuk menyandera Pejabat pemerintah yang sedang melaksanakan peninjauan.
Para teroris tersebut mengajukan tuntutan pembebasan tanpa syarat terhadap sejumlah tahanan teroris yang kini mendekam di sejumlah Lapas yang ada di Indonesia. Apabila tuntutannya tidak dipenuhi pemerintah, para teroris ini mengancam akan meledakkan PT Pusri dan Pertamina Plaju Palembang.
Setelah menerima laporan tentang kejadian penyanderaan di Palembang, Panglima TNI menunjuk Dandenjaka TNI AL Kolonel Marinir Nur Alamsyah sebagai Dansatgas Gultor TNI untuk menyiapkan kekuatan pasukannya dalam rangka melaksanakan operasi pembebasan sandera di PT Pusri dan Pertamina Plaju dalam rangka menegakkan kewibawaan Pemerintah RI.
Karena negosiasi mengalami jalan buntu, TNI melalui satuan Denjaka yang diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas penanggulangan teror tersebut akhirnya melakukan serbuan dadakan untuk merebut dan menguasasi kembali PT Pusri dan Pertamina Plaju Palembang dari cengkeraman teroris.
Serbuan pasukan khusus Denjaka terhadap kawanan teroris diawali dari pergerakan 4 Tim atas air dan Pokko Denjaka melaksanakan infiltrasi dengan long range navigation menggunakan Searider berkecepatan tinggi yang diluncurkan dari KRI menuju sasaran kapal tanker Pertamina yang dimanfaatkan para teroris untuk menyandera sejumlah pejabat pemerintah.
Sebelumnya, tim sniper Denjaka yang bersembunyi di tempat strategis, telah berhasil melumpuhkan beberapa orang teroris yang berjaga jaga di geladak kapal. Di saat para teroris yang berada di dalam kapal lengah inilah, tiba-tiba secara serentak Searider Denjaka langsung menempel di kanan kiri lambung kapal dan personelnya secara cekatan dengan menggunakan alat khusus on board ke kapal.
Senapan otomatis yang dipegang prajurit Denjaka pun segera menyalak, terdengar tembakan berulangkali ketika para prajurit pasukan khusus ini kontak tembak dengan sejumlah teroris yang menjaga sandera. Sejumlah teroris terlihat tertembak mati dan sisanya menyerahkan diri, sedangkan sandera berhasil diselamatkan dan segera dievakuasi ke tempat yang aman.
Dalam waktu bersamaan, satu tim Denjaka lain juga melakukan serbuan ke gedung Pertamina Plaju Palembang. Di lokasi ini, 1 Tim Combat Free Fall (CFF) Denjaka melakukan infiltrasi udara dengan menggunakan Helly Bell yang Take Off dari KRI.
Usai happy landing di atas gedung, tim CFF segera bergerak ke Gedung General Manager dan Ruang IT yang diduga sebagai pusat komando pergerakan teroris dan lokasi penyanderaan. Kontak tembak hebat juga terjadi di tempat ini ketika sejumlah teroris berupaya melakukan perlawanan sebisanya untuk menghalau serbuan kilat prajurit Denjaka.
Namun perlawanan mereka sia-sia, sebagian dari para teroris ini tertembak mati, dan sisanya terpaksa menyerah di bawah todongan senjata prajurit Denjaka. Di tempat ini, pasukan serbu Denjaka juga berhasil membebaskan sandera yang segera dievakuasi ke tempat yang aman.
Setelah berhasil merebut dan menguasai dua lokasi strategis teroris dan tempat penyanderaan, prajurit Denjaka juga melakukan aksi serbuan di lokasi ketiga di Gedung Marine Region. Untuk melumpuhkan teroris dan membebaskan sandera di tempat ini, Denjaka menurunkan tim serbu yang bergerak dari udara selanjutnya lintas laut yang dikenal dengan tim Rubber Duck Operation (RDO).
Dua Tim RDO Denjaka ini bergerak menuju Palembang dengan menggunakan pesawat Cassa NC 212 dari Lanud Halim Perdanakusuma-Jakarta.
Tiba di Dropping Zone (DZ) yang berada di tengah laut, tim RDO segera menurunkan 2 unit Perahu Karet (PK) yang berisi peralatan tempur lengkap. PK yang keluar dari pintu pesawat Cassa ini selanjutnya terjun ke atas permukaan air laut dengan bantuan dua parasut yang berfungsi menahan benturan. Luncuran dua unit PK ini juga diiringi dengan keluarnya 14 peterjun tempur Denjaka yang segera mengikuti arah luncuran PK. Setelah PK membentur permukaan air laut, para peterjun ini pun segera membuka parasutnya dan menaiki PK masing-masing. Beberapa saat kemudian meluncurlah PK ini dengan kecepatan tinggi menuju ke sasaran di Gedung Marine Region II.
Seperti di dua lokasi sebelumnya, tim serbu Denjaka yang tiba di di Gedung Marine Region II segera melakukan serbuan kilat ke obyek sasaran. Kontak tembak pun terjadi. Sejumlah teroris terkapar mati dihajar timah panas senapan otomatis yang dipegang tim serbu Denjaka, sedangkan beberapa orang teroris termasuk yang luka tembak terpaksa menyerahkan diri kepada tim serbu Denjaka ini. Akhirnya dalam hitungan menit, Gedung Marine Region II berhasil direbut dan dikuasai kembali oleh prajurit Gultor Denjaka dan Para sandera yang semuanya berhasil diselamatkan pun segera dievakuasi ke tempat aman.
Setelah berhasil merebut dan menguasai kembali PT Pusri dan Pertamina Plaju yang sebelumnya dikuasai teroris termasuk berhasil membebaskan para sandera, Komandan Denjaka segera melaksanakan pengecekan personel dan materiil serta melaporkan pelaksanaan operasi penindakan kepada Panglima TNI. Berikutnya melaksanakan proses penyerahan kembali keamanan kepada aparat keamanan setempat serta penyerahan tawanan teroris kepada pihak kepolisian guna proses penegakan hukum berikutnya.
Itulah skenario yang tergambar dari pelaksanaan Latihan Kasus (Latkasus) Denjaka TA. 2014 dengan sandi 'Satgas Gurita' yang disaksikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Asops Panglima TNI Indra Hidayat, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, Asops Kasal Laksamana Muda TNI Arie H. Sembiring, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Dirut Pertamina, pejabat TNI dan pejabat Pemda Sumatera Selatan.
Latkasus Denjaka dengan Tema Latihan 'Melalui Latihan Satuan Tugas Operasi Khusus Denjaka TNI AL TA 2014, Satuan Tugas Operasi Khusus siap menangkal dan menghadapi ancaman yang timbul di wilayah perairan yurisdiksi nasional dalam rangka mendukung Tugas Pokok TNI' merupakan latihan yang diselenggarakan untuk memelihara keterampilan, kemampuan dan profesionalisme serta kesiapsiagaan operasional prajurit Denjaka dalam melaksanakan tugas mengatasi terorisme yang beraspek laut.
Sedangkan Sasaran latihan adalah meningkatnya keterampilan teknis dan taktis sebagai satuan anti teror beraspek laut dihadapkan dengan ancaman terorisme, terwujudnya kemampuan dan profesionalisme dalam perencanaan operasional dan penanganan kasus sesuai dengan tugas pokok dan terwujudnya kesiapsiagaan operasional Satuan Denjaka dalam menghadapi kemungkinan kontijensi yang terjadi dari ancaman terorisme.
Latihan kasus di Pertamina Plaju Palembang ini dilaksanakan dengan metode geladi lapangan dan sifat satu pihak dikendalikan dengan pengembangan latihan pada teknik dan taktik pembebasan sandera, teknik dan taktik infiltrasi darat, laut dan udara, teknik menembak reaksi, teknik dan taktik pertempuran jarak dekat, teknik dan taktik perebutan cepat, teknik dan taktik pembebasan tawanan/sandera, teknik penjinakan bahan peledak, teknik eksfiltrasi, teknik dan taktik prosedur evakuasi dan prosedur pimpinan pasukan.
Sumber : TRIBUNNEWS
0 Komentar untuk "Denjaka TNI AL Rebut Kembali Plaju Pertamina yang Dikuasai Teroris"