Bandung (MI) : Program pengembangan pesawat N219 bertujuan untuk menjawab kebutuhan nasional. Segmen pesawat perintis berpenumpang 19 orang saat ini sangat dibutuhkan untuk transportasi di wilayah nusantara.
Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (DI), Andi Alisjahbana, saat melaporkan perkembangan program tersebut kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Kepala LAPAN di Gedung II BPPT, Jakarta , Selasa (16/12).
Andi melanjutkan, sejak diluncurkannya program N219 yang digagas LAPAN dan PT DI, telah terdapat pesanan 150 pesawat. Pesanan ini berasal dari berbagai maskapai penerbangan dalam negeri dan beberapa dari pemerintah daerah. “Ini adalah bukti bahwa kebutuhan pesawat seperti ini sangat tinggi,” ujarnya.
N219 telah menyelesaikan tahap desain dan kini sedang dibuat purwarupanya. Diharapkan, pesawat ini dapat diperkenalkan kepada publik (roll out) pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2015. Pesawat ini juga akan disertifikasi sehingga nantinya akan laik untuk dipergunakan.
Program pesawat N219 tidak hanya akan menjawab kebutuhan transportasi di nusantara. Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa program ini sangat berarti bagi LAPAN dan PT DI. “Pengembangan N219 sesuai dengan kembalinya tugas pokok dan fungsi LAPAN dalam bidang penelitian dan pengembangan pesawat terbang. Sementara itu bagi PT DI, program N219 ini merupakan upaya untuk membina sumber daya manusia dalam industri pesawat terbang sekaligus dalam upaya pembangunan pesawat dengan komponen lokal yang lebih banyak,” ujarnya.
Selain itu, Andi menambahkan, program N219 ini akan memberikan dampak yang positif bagi industri dalam negeri. Dengan sebanyak 60 persen menggunakan komponen lokal, maka industri terkait komponen N219 akan tumbuh. Untuk itu, industri-industri tersebut perlu dilatih agar menghasilkan komponen yang laik digunakan dalam pesawat terbang.
N219 nantinya akan menjadi pesawat yang paling modern untuk kelasnya. Andi mengatakan bahwa pesawat ini dilengkapi peralatan navigasi dan radar yang canggih dan teknologi avioniknyapun paling mutakhir.
Bagi Indonesia, pesawat ini memiliki keunggulan. Dirancang untuk kondisi di wilayah nusantara, nantinya N219 mampu mendarat dan lepas landas dengan menggunakan landasan yang pendek, bahkan hanya perlu landasan sepanjang 500 meter. Kemampuan tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau kecil dan pegunungan yang tidak memiliki landasan panjang.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, mengatakan bahwa adanya pesanan N219 menunjukkan terdapat pasar potensial bagi pesawat ini. Untuk itu, diperlukan nota kesepahaman sebagai komitmen para pemesan. Ia pun menyatakan keinginanya untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Indonesia mampu membangun pesawat buatan dalam negeri yang juga dapat digunakan untuk keperluan dunia usaha.
Pengembangan N219 ini merupakan tahap awal dari kebangkitan industri penerbangan nasional dan kemandirian bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan dan antariksa. Pada kesempatan tersebut, Kepala LAPAN juga melaporkan, sekarang LAPAN sedang menyusun rencana induk keantariksaan 25 tahun. Salah satu program dalam rencana tersebut yaitu pengembangan satelit. Tahapan pengembangannya dimulai dengan satelit penginderaan jauh kemudian satelit komunikasi dan berikutnya satelit navigasi.
Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (DI), Andi Alisjahbana, saat melaporkan perkembangan program tersebut kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Kepala LAPAN di Gedung II BPPT, Jakarta , Selasa (16/12).
Andi melanjutkan, sejak diluncurkannya program N219 yang digagas LAPAN dan PT DI, telah terdapat pesanan 150 pesawat. Pesanan ini berasal dari berbagai maskapai penerbangan dalam negeri dan beberapa dari pemerintah daerah. “Ini adalah bukti bahwa kebutuhan pesawat seperti ini sangat tinggi,” ujarnya.
N219 telah menyelesaikan tahap desain dan kini sedang dibuat purwarupanya. Diharapkan, pesawat ini dapat diperkenalkan kepada publik (roll out) pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2015. Pesawat ini juga akan disertifikasi sehingga nantinya akan laik untuk dipergunakan.
Program pesawat N219 tidak hanya akan menjawab kebutuhan transportasi di nusantara. Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa program ini sangat berarti bagi LAPAN dan PT DI. “Pengembangan N219 sesuai dengan kembalinya tugas pokok dan fungsi LAPAN dalam bidang penelitian dan pengembangan pesawat terbang. Sementara itu bagi PT DI, program N219 ini merupakan upaya untuk membina sumber daya manusia dalam industri pesawat terbang sekaligus dalam upaya pembangunan pesawat dengan komponen lokal yang lebih banyak,” ujarnya.
Selain itu, Andi menambahkan, program N219 ini akan memberikan dampak yang positif bagi industri dalam negeri. Dengan sebanyak 60 persen menggunakan komponen lokal, maka industri terkait komponen N219 akan tumbuh. Untuk itu, industri-industri tersebut perlu dilatih agar menghasilkan komponen yang laik digunakan dalam pesawat terbang.
N219 nantinya akan menjadi pesawat yang paling modern untuk kelasnya. Andi mengatakan bahwa pesawat ini dilengkapi peralatan navigasi dan radar yang canggih dan teknologi avioniknyapun paling mutakhir.
Bagi Indonesia, pesawat ini memiliki keunggulan. Dirancang untuk kondisi di wilayah nusantara, nantinya N219 mampu mendarat dan lepas landas dengan menggunakan landasan yang pendek, bahkan hanya perlu landasan sepanjang 500 meter. Kemampuan tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau kecil dan pegunungan yang tidak memiliki landasan panjang.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, mengatakan bahwa adanya pesanan N219 menunjukkan terdapat pasar potensial bagi pesawat ini. Untuk itu, diperlukan nota kesepahaman sebagai komitmen para pemesan. Ia pun menyatakan keinginanya untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Indonesia mampu membangun pesawat buatan dalam negeri yang juga dapat digunakan untuk keperluan dunia usaha.
Pengembangan N219 ini merupakan tahap awal dari kebangkitan industri penerbangan nasional dan kemandirian bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan dan antariksa. Pada kesempatan tersebut, Kepala LAPAN juga melaporkan, sekarang LAPAN sedang menyusun rencana induk keantariksaan 25 tahun. Salah satu program dalam rencana tersebut yaitu pengembangan satelit. Tahapan pengembangannya dimulai dengan satelit penginderaan jauh kemudian satelit komunikasi dan berikutnya satelit navigasi.
Sumber : LAPAN
0 Komentar untuk "N219 Jawab Kebutuhan Transportasi dan Industri Penerbangan Nasional"