Jakarta (MI) : Indonesia telah memiliki sejumlah tank kelas berat buatan Jerman yakni Leopard. Oleh karena itu, PT Pindad siap menjadi pemasok amunisi kaliber besar untuk Leopard yakni kaliber 120 mm.
"Dia tidak akan berhenti di kanon 120 mm untuk Leopard. Dia akan berkembang, karena sudah kadung membeli maka amunisinya harus dibeli. Strategi bisnis kita rubah, siapa saja di Asia yang punya (Leopard), butuh berapa? Jadi kita transfer teknologi, yang mahal teknologinya," kata Kepala Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama di kantornya, Turen, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2014).
Untuk persiapan pembuatannya, Pindad telah menyiapkan lahan seluas 3 hektar di Gunung Layar, Malang, sebagai tempat pembuatan munisi kaliber besar yang bisa digunakan oleh Leopard. Namun Wayan belum bisa memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan.
"Kami sedang menggeliatkan, membantu pemerintah, untuk mengurangi impor di bidang munisi. Ini harapan saya jangan sampai devisa kita terkoyak ke luar. Kami sudah berhasil mendesain meriam 105 mm," ujar Wayan.
Menurut Wayan, teknologi laras smoothbore yang diaplikasikan pada Leopard merupakan teknologi baru yang harus melalui transfer teknologi agar pengembangan peluru untuk tank 62 ton itu bisa sesuai harapan. Tak hanya dalam negeri, jika pasokan peluru untuk Leopard telah terpenuhi, Pindad juga mengincar pasar Asia yang menggunakan Leopard.
"Pangsa pasar munisi tank Leopard di Asia masih terbatas, hanya ada Singapura dan Indonesia serta Australia," kata Wayan.
"Dia tidak akan berhenti di kanon 120 mm untuk Leopard. Dia akan berkembang, karena sudah kadung membeli maka amunisinya harus dibeli. Strategi bisnis kita rubah, siapa saja di Asia yang punya (Leopard), butuh berapa? Jadi kita transfer teknologi, yang mahal teknologinya," kata Kepala Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama di kantornya, Turen, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2014).
Untuk persiapan pembuatannya, Pindad telah menyiapkan lahan seluas 3 hektar di Gunung Layar, Malang, sebagai tempat pembuatan munisi kaliber besar yang bisa digunakan oleh Leopard. Namun Wayan belum bisa memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan.
"Kami sedang menggeliatkan, membantu pemerintah, untuk mengurangi impor di bidang munisi. Ini harapan saya jangan sampai devisa kita terkoyak ke luar. Kami sudah berhasil mendesain meriam 105 mm," ujar Wayan.
Menurut Wayan, teknologi laras smoothbore yang diaplikasikan pada Leopard merupakan teknologi baru yang harus melalui transfer teknologi agar pengembangan peluru untuk tank 62 ton itu bisa sesuai harapan. Tak hanya dalam negeri, jika pasokan peluru untuk Leopard telah terpenuhi, Pindad juga mengincar pasar Asia yang menggunakan Leopard.
"Pangsa pasar munisi tank Leopard di Asia masih terbatas, hanya ada Singapura dan Indonesia serta Australia," kata Wayan.
Pindad telah memiliki fasilitas pembuatan munisi kaliber besar dan munisi kaliber besar roket di Malang. Sehingga BUMN ini menargetkan pada tahun 2019 sudah bisa memproduksi kaliber 76 mm, 90 mm dan 105 mm yang memang banyak digunakan oleh pasar internasional dengan keuntungan yang menjanjikan.
"Tapi Pindad harus memenuhi kebutuhan TNI lebih dulu, baru lebihnya bisa diekspor," kata Wayan.
Sementara ini, Pindad terus memproduksi munisi kaliber kecil yang biasa digunakan untuk pistol, senjata laras panjang, hingga senapan serbu. Untuk memperbanyak jumlah produksi munisi kecil ini, Pindad telah mendatangkan mesin baru dengan teknologi termutakhir.
"Yang munisi kaliber kecil sifatnya umum. Kita sudah memiliki penambahan kapasitas untuk memberi mesin-mesin produksi yang modern. Apabila semua terpasang di 2015, saya bisa melipatgandakan kapasitas produksi kaliber kecil, 140 juta butir per tahun," ujar Wayan.
Total luas pabrik munisi milik Pindad ini mencapai 141 hektar yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu munisi kaliber kecil, munisi kaliber besar dan munisi kaliber besar roket. Pindad juga melirik pasar komersil seperti detonator untuk industri konstruksi dan sejenisnya.
"Area selatan Gunung Layar itu area berbahaya karena mengandung racun. Di sana ada gedung untuk munisi kaliber besar roket," kata Wayan.
Detikcom berkesempatan melihat 3 gedung pembuatan munisi kaliber kecil seperti peluru untuk pistol, senapan mesin dan senapan serbu. Di pabrik Pindad ini pula, peluru untuk kejuaraan menembak baik nasional maupun dunia dicetak.
"Tahun ini (omzet) mendekati Rp 665 miliar, tahun depan diperkirakan mencapai Rp 1,175 triliun. Anggaran dari pemerintah terbesar dialokasikan untuk pendidikan," tutup Wayan.
Sementara ini, Pindad terus memproduksi munisi kaliber kecil yang biasa digunakan untuk pistol, senjata laras panjang, hingga senapan serbu. Untuk memperbanyak jumlah produksi munisi kecil ini, Pindad telah mendatangkan mesin baru dengan teknologi termutakhir.
"Yang munisi kaliber kecil sifatnya umum. Kita sudah memiliki penambahan kapasitas untuk memberi mesin-mesin produksi yang modern. Apabila semua terpasang di 2015, saya bisa melipatgandakan kapasitas produksi kaliber kecil, 140 juta butir per tahun," ujar Wayan.
Total luas pabrik munisi milik Pindad ini mencapai 141 hektar yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu munisi kaliber kecil, munisi kaliber besar dan munisi kaliber besar roket. Pindad juga melirik pasar komersil seperti detonator untuk industri konstruksi dan sejenisnya.
"Area selatan Gunung Layar itu area berbahaya karena mengandung racun. Di sana ada gedung untuk munisi kaliber besar roket," kata Wayan.
Detikcom berkesempatan melihat 3 gedung pembuatan munisi kaliber kecil seperti peluru untuk pistol, senapan mesin dan senapan serbu. Di pabrik Pindad ini pula, peluru untuk kejuaraan menembak baik nasional maupun dunia dicetak.
"Tahun ini (omzet) mendekati Rp 665 miliar, tahun depan diperkirakan mencapai Rp 1,175 triliun. Anggaran dari pemerintah terbesar dialokasikan untuk pendidikan," tutup Wayan.
Sumber : Detik
0 Komentar untuk "PT Pindad Siap Jadi Pemasok Amunisi Tank Leopard "