Umumnya kita mengasosiasikan drone sebagai wahana tanpa awak yang beroperasi di udara atau UAV(Unmmaned Aerial Vehicle), namun seiring perkembangan teknologi, kini muncul sosok drone yang beroperasi di air dalam wujud kapal boat atau USV (Unmanned Surface Vessel). Untuk teknologi penunjang sistem kendali dan komunikasi data, antara UAV dan USV kurang lebih banyak persamaan. Begitu pun dengan tugas yang diemban, mulai dari misi intai sampai penindakan dengan bekal senjata juga mampu dilakukan keduanya.
Nah, setelah beberapa waktu lalu jagad alutsista Indonesia sempat heboh dengan pro dan kontra seputar drone (UAV) untuk misi pertahanan. Maka kini di depan mata telah muncul sosok drone untuk misi di lautan (USV). Tanpa banyak publikasi, PT. Lundin Industry Invest (North Sea Boats) yang kondang sebagai galangan spesialis kapal trimaran, memperkenalkan prototipe Bonefish, yang tak lain USV berkonsep trimaran (kapal berlunas tiga) dengan kapabilitas stealth. Sebagai informasi, PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats) adalah galangan kapal yang memproduksi KCR (Kapal Cepat Rudal) Klewang Class untuk kebutuhan TNI AL.
Dibekali dua propeller |
Bonefish dikenalkan langsung ke publik dalam Indo Defence 2014 lalu, dari dimensinya yang masif, Bonefish cukup banyak mengundang perhatian pengunjung. Bonefish dengan panjang 12 meter dirancang untuk dikendalikan secara remote dan autonomous control systems, tak ubahnya Wulung UAV besutan BPPT dan PT Dirgantara Indonesia. Kapal yang dibalut dengan warna abu-abu gelap ini mengintegrasikan beberapa perangkat elektronik, mulai dari radar, GPS, sensor akusitik, sensor elektro optik, dan aneka sistem komunikasi yang terhubung ke media satelit.
Peran yang dibebankan untuk Bonefish cukup beragam, mulai dari misi anti pembajakan, intai maritime, misi anti kapal selam, misi anti ranjau, misi SAR, perang elektronik hingga beragam misi yang terkait dengan pengawasan lingkungan.
Untuk urusan persenjataan, meski tanpa awak, Bonefish yang material lambungnya dibalut material serat karbon (carbon fiber) bisa disetarakan kemampuannya dengan KCR. Bonefish ini nantinya disiapkan untuk bisa menggotong rudal anti kapal RBS15 Mk3 yang berkecepatan subsonik. Rudal ini memiliki hulu ledak HET seberat 200 kg. Selain itu kapal ini juga dipersenjatai dengan naval gun 40Mk4. Tak hanya itu, radar Sea Giraffe 1X 3D yang memiliki berat 150 kg terpasang USV Bonefish ini. Radar ini disebut mampu mereduksi efek lengkung bumi. Segala kecanggihan yang ditawarkan Bonefish sudah barang tentu melibatkan manufaktur global, yakni Saab. Seperti halnya KRI Klewang 625, Bonefish juga mengadopsi teknologi lambung kapal buatan Saab. Saab tak lain manufaktur persenjataan asal Swedia yang namanya sangat kampiun. Keterlibatan Saab dalam proyek kapal yang dibangun PT Lundin juga termasuk pada sistem sensor dan persenjataan.
Dengan bekal senjata yang dibawa, plus mampu melaju hingga kecepatan 40 knots dengan dua propeller, Bonefish kelak bakal jadi elemen alutsista yang mampu menggetarkan lawan. Pihak pembuatnya, merasa yakin Bonefish sangat pas untuk digelar untuk mengamankan wilayah maritime nasional, termasuk di tempatkan di Selat Malaka. Dari fasilitas galangan kapal yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur, rencananya Bonefish akan mulai masuk masa uji coba pada enam bulan mendatang, atau sebelum pertengahan tahun 2015. (Sam|Indomiliter)
0 Komentar untuk "Bonefish USV: Kapal Intai Tanpa Awak Berdesain Trimaran"