Perang Punisia Pertama
Pada tahun 274 SM, Romawi telah mengusai seluruh Italia. Kemudian sebuah kota Yunani yang tidak berada di Italia meminta Romawi untuk membantunya dalam perang. Kota ini adalah Sisilia, sebuah pulau besar di dekat Italia di laut Tengah. Senat Romawi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Beberapa senator berpendapat bahwa mereka harus membantu, dan juga menaklukan Sisilia. Beberapa lainnya mengatakan bahwa Sisilai terlalu jauh untuk dibantu. Namun akhirnya Romawi memutuskan untuk mengirimkan pasukan ke Sisilia.
Sisilia pada masa ini terbagi menjadi dua bagian. Separuhnya ditempati oleh kota-kota Yunani, sedangkan separuhnya lagi terdiri atas kota-kota Kartago. Ketika Kartago mengetahui bahwa pasukan Romawi mendatangi Sisilia, mereka takut Romawi akan berusaha menaklukan mereka juga, jadi mereka pun menyerang Romawi. Pada percobaan pertama ini, Romawi menderita kekalahan, karena mereka harus pergi ke Sisilia dengan kapal, sedangkan bangsa Romawi bukanlah pelaut yang handal. Akan tetapi, Romawi belajar dari kekalahan itu. Mereka mulai mempelajari teknik pelayaran, salah satunya dengan cara merampas kapal Kartago (Punisia) dan menirunya. Dengan usaha keras mereka, Romawi pada akhirnya berhasil mengalahkan Kartago dan memenangkan Perang Punisia Pertama. Kini Romawi menguasai seluruh pulau Sisilia, dan memaksa semua kota di pulau itu membayar pajak kepada Romawi. Romawi juga menempatkan gubernur Romawi di pulau itu.
Romawi belum berhasil menaklukan kota Kartago, yang terletak di Afrika utara. Namun Romawi berhasil memaksa Kartago untuk membayar sejumlah besar uang kepada Romawi, sebagai biaya ganti rugi perang.
Sejarah perang ini sebagian besar diketahui dari tulisan Polybius dan Livius.
Perang Punisa Kedua
Bangsa Kartago, di bawa jenderal mereka Hamilcar, memperoleh banyak msalah dalam membayar uang kepada Romawi. Mereka memutuskan untuk menaklukan sebagian Spanyol selatan, dimana banyak terdapat tambang perak, untuk membantu mereka membayar uang kepada Romawi. Namun pada saat yang sama, Romawi juga mulai memasuki sebagian Spanyol selatan, dimana terdapat pertambangan emas. Romawi dan Kartago membuat perjanjian untuk tidak memasuki wilayah masing-masing. Akan tetapi pada tahun 219 SM sebuah kota Saguntum, yang berada di Spanyol namun dikuasai oleh Kartago, meminta bantuan Romawi dalam melawan Kartago. Romawi mengirim pasukan untuk membantu mereka. Akibatnya, pemimpin Kartago, Hannubal, memutuskan untuk membalas menyerang Romawi.
Hannibal membawa pasukan besar dan banyak gajah perang serta kuda. Dia memimpin pasukannya menyeberangi pegunungan Alpen ke Italia. Hannibal mengira bahwa jika dia berhasil sampai di Italia maka semua kota di sana akan dengan senang hati menerimanya dan membantu melawan Romawi. Akan tetapi, kenyataanya justru sebaliknya dan tidak ada kota yang bersedia membantu Hannibal. Beberapa kota merasa bahwa mereka diperlakukan cukup baik oleh Romawi, beberapa lainnya terlalu takut untuk menentang Romawi.
Ketika Romawi tahu bahwa Hannibal akan segera tiba, mereka mempersiapkan separuh pasukan mereka untuk menghadapi Hannibal di Italia, lalu mereka mengirim separuh lainnya ke Spanyol untuk merebut tambang perak sehingga Kartago tidak mampu membayar tentara mereka. Jenderal Romawi yang memimpin serangan ke Spanyol adalah Scipio.
Perang ini berlangsung lama. Hannibal tidak berhasil menaklukan Romawi, dan Romawi juga tidak mampu mengusir Hannibal keluar dari Italia. Ribuan orang terbunuh di kedua pihak. Semua gajah perang Hannibal mati. Bangsa Yunani mengirim beberapa kapal untuk membantu Kartago.
Akan tetapi pada akhirnya Scipio berhasil mengambil alih Spanyol. Kemudian Scipuo membawa pasukannya ke Afrika dan menyerang langsung ke ibukota Kartago. Senat Kartago ketakutan dan meminta Hannibal untuk pulang dan membantu mereka. Terjadi pertempuran besar di Zama, dekat kota Kartago, pada tahun 202 SM, dan pasukan Hannibal dikalahkan.
Lagi-lagI Romawi tidak menguasai Kartago. Tapi mereka tetap mengambil alih Spanyol dan menempatkan sejumlah tentara Romawi di tempat kini disebut Maroko dan Aljazair di Afrika Utara. Lalu mereka memaksa Kartago untuk berjanji untuk tidak melakukan perang lagi kecuali atas izin Romawi.
Sejarah perang ini sebagian besar diketahui dari tulisan Polybius dan Livius.
Perang Punisia Ketiga
Setelah Perang Punisia Kedua pada tahun 202 SM, Italia mengalami kerusakan. Pasukan Hannibal memasuki Italia dan melakukan pengrusakan selama lebih dari sepuluh tahun. Semua pria dipanggil untuk berperang, dan banyak di antara mereka terbunuh, sedangkan beberapa lainnya memutuskan untuk bermukim di Spanyol atau Afrika. Tidak banyak yang mau kembali bertani. Banyak orang yang kembali ke ladang mereka mendapati bahwa ladang mereka sudah hancur atau sudah dijual kepada orang kaya untuk membayar pajak. Akibatnya adalah banyak orang miskin yang pindah ke kota Roma. Sebagian besar dari mereka tidak berhasil memperoleh pekerjaan di sana, Mereka akhirnya malah menimbulkan masalah dan meminta Senat memberi mereka makanan gratis. Akibat lainnya adalah bahwa orang kaya membeli banyak budak untuk menggarap ladang-ladang baru yang telah mereka peroleh dari orang miskin.
Permasalahan itu membuat Romawi merasa perlu untuk menyerang Yunani dan Asia Barat. Yunani pernah membantu Kartago pada Perang Punisia Kedua, yang membuat Romawi punya alasan untuk menyerang mereka. Memerangi Yunani akan memberi banyak pekerjaan bagi banyak pria pengangguran di Romawi sebagai tentara, sekaligus membuat para pengangguran keluar dari kota Roma. Selain itu, jika Romawi menang, mereka akan memperoleh banyak tawanan untuk dijual sebagai budak. Ini dapat menyelesaikan permasalahan Romawi.
Dengan demikian Romawi pun mulai bertempur di Yunani, dan dengan cepat mereka bergerak ke Asia Barat. Mereka memperoleh kemenangan di semua tempat yang mereka datangi.
Sementara itu, sekutu-sekutu Romawi di Afrika mulai mengganggu Kartago, yang tidak diizinkan untuk melawan balik. Kartago meminta bantuan Romawi namun Romawi tak mau membantu. Akhirnya pada tahun 146 SM, Kartago memutuskan untuk melawan balik. Ketika Romawi mengetahui hal ini mereka sangat marah. Salah satu Senator senior, Kato, yang masih ingat Perang Punisia Kedua, bersikeras bahwa "Kartago harus dihancurkan" (dalam bahasa Latin, Carthago delendum est). Pasukan Romawi berarak menuju Kartago, menghancurkan kota itu, dan memperbudak semua penduduknya.
Pada tahun yang sama, Romawi juga berhasil menguasai seluruh Yunani dan menghancurkan kota Korinthos, tentunya mereka tidak lupa merampas semua harta berharga dari kota tersebut dan memperbudak semua penduduknya.
SUMBER
0 Komentar untuk "Perang punisia "