TERNYATA orang Belanda masih tetap ingin merawat masa lalu VOC dengan baik. Buktinya, ada kapal VOC di Amsterdam, Belanda, yang dirancang persis seperti dulu digunakan oleh para pelaut VOC untuk mengarungi samudera. Kabarnya, kapal VOC itu sudah jadi tujuan wisata siapapun yang melancong ke Belanda. Kalau anda kebetulan sedang jalan-jalan ke Belanda apalagi sedang di Amsterdam, jangan lupa mengunjungi kapal yang berlokasi di perairan Amsterdam itu. 
Untuk mengetahui jejak kapal VOC itu, mudah saja. Tinggal ketik ‘VOC shipping’ di Google, lalu keluarlah banyak pilihan untuk diakses. Yang jelas, keberadaan kapal VOC ini merupakan salah-satu cara untuk mengingatkan masa lalu VOC di kalangan orang-orang Belanda. Meskipun, buat orang Indonesia, tentu VOC bisa jadi organisasi jahat penjarah hasil bumi, punya tentara sendiri (hak oktrooi) dan sering mengadu-domba satu kerajaan dengan kerajaan lain di nusantara. Itulah informasi dari sejarah yang selalu kita peroleh. Bahwa, VOC itu organisasi kejahatan berkedok dagang.
Tapi, kalau diperhatikan organisasi perdagangan lain saat ini ternyata juga banyak berperilaku jahat. Coba saja lihat di pasar-pasar, atau di mall-mall, banyak organisasi dagang yang mendorong anggotanya agar meraup untung tak peduli pembeli rugi. Namanya dagang cari untung, organisasi seperti itu jelas cuma berpikir bagaimana caranya cari kesempatan dapat untung besar. VOC tentu juga berpikiran sama. Para pedagang VOC ingin dapat untung besar. Caranya, menguasai lahan-lahan pertanian, perkebunan dan hasil bumi. Mereka membeli murah dari para petani dan pemilik perkebunan, lalu menjualnya dengan harga mahal di Eropa dan tempat-tempat lain. Jadi makelar, begitu.
Kapal VOC yang besar tentu bertujuan memuat hasil bumi sebanyak mungkin. Melalui cara-cara dagang yang pelit dan cuma cari untung, VOC berhasil menguasai jalur perdagangan, menindas siapapun yang melawan dan menyingkirkan siapa saja yang jadi pesaing. VOC mungkin bukan contoh yang baik untuk para pedagang, karena perilaku VOC memang tak pantas ditiru. Tapi, mewaspadai munculnya VOC-VOC gaya baru, jelas sangat perlu agar kita tidak mengulangi sejarah kejahatan dalam perdagangan.
Kapal VOC di Kota Amsterdam, Belanda
Tapi, kalau diperhatikan organisasi perdagangan lain saat ini ternyata juga banyak berperilaku jahat. Coba saja lihat di pasar-pasar, atau di mall-mall, banyak organisasi dagang yang mendorong anggotanya agar meraup untung tak peduli pembeli rugi. Namanya dagang cari untung, organisasi seperti itu jelas cuma berpikir bagaimana caranya cari kesempatan dapat untung besar. VOC tentu juga berpikiran sama. Para pedagang VOC ingin dapat untung besar. Caranya, menguasai lahan-lahan pertanian, perkebunan dan hasil bumi. Mereka membeli murah dari para petani dan pemilik perkebunan, lalu menjualnya dengan harga mahal di Eropa dan tempat-tempat lain. Jadi makelar, begitu.
Kapal VOC yang besar tentu bertujuan memuat hasil bumi sebanyak mungkin. Melalui cara-cara dagang yang pelit dan cuma cari untung, VOC berhasil menguasai jalur perdagangan, menindas siapapun yang melawan dan menyingkirkan siapa saja yang jadi pesaing. VOC mungkin bukan contoh yang baik untuk para pedagang, karena perilaku VOC memang tak pantas ditiru. Tapi, mewaspadai munculnya VOC-VOC gaya baru, jelas sangat perlu agar kita tidak mengulangi sejarah kejahatan dalam perdagangan.
.jpg)
0 Komentar untuk "Kapal VOC di Amsterdam, Belanda"