Sekitar empat ratus tahun lalu, sebuah buku diterbitkan di London yang menceritakan tentang perjalanan Nuh ke Eropa. Kontroversi buku ini menimbulkan berbagai pertanyaan yang tak terjawab, bagaimana perjalanan Nuh sebenarnya? Siapa para dewa Yunani yang mereka sebut Prometheus, Titan, Hercules, dimana buku ini menjelaskan tentang orang-orang yang berada disekitar Nuh sebelum banjir besar melanda dunia.
Sebuah buku yang berjudul 'An Historical Treatise Of Travels Of Noah Into Europe' terbit di London pada tahun 1601, buku ini memberikan wawasan baru tentang sejarah kuno terutama keluarga Nuh. Penulisan buku ini berdasarkan fragmen yang diduga berasal dari Berosus, seorang imam Chaldean abad ke-3 SM. Berosus dianggap sebagai seorang sejarawan terkenal pada masanya, patung tembaga dibangun untuk menghormatinya di Athena. Disebutkan, Berosus pernah menulis tiga buku dalam bahasa Yunani, tetapi sekarang hilang dan karyanya hanya tersedia beberapa kutipan.
Perjalanan Nuh Ke Eropa
Dalam buku Berosus tertulis daftar peristiwa dan isu terkait yang pernah terjadi, termasuk kisah perjalanan Nuh dan keluarganya pada masa Pra-Deluvian (sebelum banjir besar). Dalam berbagai catatan sejarah, kebanyakan kisah Nuh disebutkan sebagai sosok bertubuh besar atau raksasa, tetapi penggambarannya sebagai seorang yang baik. Walaupun dalam legenda yang diceritakan, raksasa lebih dominan melakukan kejahatan, tapi tidak dengan Nuh. Dalam buku ini juga disebutkan istrinya yang bernama Tytea (Aretia), berikut tiga putra pertamanya adalah:
- Sem, yang diartikan 'terkenal', dia disebut Melchisedech.
- Ham atau Cham, diartikan 'halus, lembut dan memahami seni', adalah putra kedua meskipun Berosus menegaskan bahwa dia yang termuda.
- Yafet, yang artinya sama dengan 'kebebasan'.
Kisah Nuh dan keluarganya tinggal disebuah kota bernama Enos, kota pertama dunia yang dibangun oleh Kain (anak Adam) di kaki gunung Libanus ditanah Suriah, provinsi Fenisia yang saat ini tidak jauh dari kota Yerusalem. Banyak raksasa, astronom dan peramal bijaksana di Enos yang meramalkan Banjir Besar. Kebanyakan raksasa fasik hidup pada waktu itu, kecuali raksasa baik seperti Nuh dan keluarganya termasuk Titea istrinya, ketiga anaknya Sem, Cham (Ham), Yafet (Yafef, Japeth), dan istri-istri anaknya (Pandera, Noela dan Noegla).
Dunia hancur pada tanggal 18 April tahun ketika Nuh berusia 600 tahun, tahun-tahun ini mengakhiri Zaman Pertama Dunia menurut perhitungan seorang Yahudi, Philo. Ketika banjir surut, bahtera terdampar disebuah bukit yang tinggi, bukit itu bernama Gordicus diwilayah Armenia. Diperkirakan Nuh dan keluarganya keluar dari kapal sekitar 833 tahun sebelum Troy atau 2317 tahun sebelum kelahiran Isa.
Nuh melewati sepanjang daratan dan menemukan dataran berpilar marmer, dimana dia mengukir kisah Banjir Besar. Sampai hari ini (menurut penulis buku tahun 1601, batu ini masih ada) batu ini disebut Myri-Adam (Isu Nuh) berada di Armenia. Setelah banjir besar, Nuh mempunyai anak-anak lain dari istrinya Tytea, disebutkan setidaknya ada 30 anak meskipun hanya menemukan 29 orang pada ukiran batu itu. Anak-anak Nuh yang tertulis diantaranya:
- Tuyscon, Prometheus, Iapetus, Macrus,
- Termasuk 16 Titan yang kesemuanya raksasa.
- Cranus, Granaus, Oceanus, Tipheus.
- Anak perempuan, termasuk Araxa yang disebut Si Besar, Regina, Pandora, Crana, Thetis. Beberapa penulis menyatakan lebih dari 30 orang anak, meskipun tidak yakin apakah lebih banyak putra ataupun putri.
Nuh disebut Ogyges Saga yang artinya Orang Scythia, Patriarkh Agung, Imam Penguasa, dan Pengorbanan Besar. Berosus menegaskan dalam pernyataannya 'Peristiwa terjadi selama hikayat, yaitu para imam terkenal Noam'. Orang-orang Scythia dan Armenia memanggilnya Olybarma dan Arsa, yang artinya Surga dan Matahari, dia membangun berbagai kota dengan nama dirinya dan istrinya. Dia juga disebut Ianus, dalam bahasa Scythia berarti 'pemberi anggur', disebutkan bahwa Nuh adalah orang pertama yang mengetahui manfaat anggur dan mabuk bersama temannya.
Nuh Pendiri Kerajaan Di Eropa
Sekitar 120 tahun setelah kembali dari perjalanan, Nuh mulai membagi kerajaan dan mendirikan monarki dunia. Yang pertama adalah raksasa Nembroth (Raja Namrud), putra Cush bin Cham (cucu Nuh dari Cham/Ham) dan dianggap sebagai Saturnus pertama atas Babilonia dan Asyur yang hidup damai selama 56 tahun. Beberapa tahun setelah mendirikan Babilonia, Nuh membagi empat kerajaan di Eropa antara lain:
- Italia dipimpin Raja Comerus Gallus (Gomer), putra sulung Yafet.
- Spanyol dipimpin Raja Tuball, juga disebut Inball, anak ke-15 dari Yafet.
- Prancis dipimpin Raja Samothes, disebut juga Dis, anak ke-4 dari Yafet. Tapi menurut Holinshed, dia anak ke-6 dari Yafet dan Raja Celtica mencakup Inggris dan Prancis.
- Almaign (Jerman) dipimpin Raja Tuyscon yang juga anak-anak Nuh.
Perjalanan Nuh kedua dilanjutkan ke Eropa, meninggalkan Sabatius Saga dan Nembroth (Namrud) untuk memerintah Armenia. Sabatius Saga (Saturnus) memiliki semua kerajaan bagian Bactria yang mengarah ke India (Tartaria). Dalam buku ini juga disebutkan bahwa Noe Ianus mempunyai dua kunci untuk menunjukkan bahwa dia adalah penemu gerbang dan pintu, dimana sistem penguncian membuat pekerjaan mereka semakin cepat, sehingga kuil suci dan tempat-tempat suci tidak boleh tercemar.
Bagaimana kisah perjalanan Nuh dan keturunannya? Artikel selanjutnya akan mengupas isi buku ini, termasuk kisah Ham anak Nuh yang dianugerahi sihir, Sem, Prometheus, Hercules, Osiris, Isis, 16 Titan, dan cucu Nuh lainnya yang berperang hingga mendirikan Troy.
Referensi
- An Historical Treatise Of Travels Of Noah Into Europe: Containing the first inhabitation and peopling thereof. Done into English by Richard Lynche, Gent. Publish in London, printed by Adam Islip 1601.
- Nuremberg Chronicle uses the spelling "Cham", by Hartmann Schedel, image courtesy of Wikimedia Commons.
Sumber : http://www.isains.com/2014/10/benarkah-perjalanan-nuh-sampai-ke-eropa.html#ixzz3GqCLvXGA
Follow us: @idsains on Twitter | misterialam on Facebook
0 Komentar untuk "Benarkah Perjalanan Nuh Sampai Ke Eropa?"