Masih bicara tentang suhu di Moskow dengan bahasa sehari-hari disebut ekstrem atau di luar rata-rata suhu di negara lain, walau letak lintangnya sama di atas 40 derajata Lintang Utara atau di atas Lintang Selatan yang memang diantara di lintang tadi akan menemukan terdapat empat musim, dari mulai musim dingin, semi, panas dan gugur.
Itu bisa di bolak balik mulainya, bisa musim panas, gugur, dingin dan semi begitu seterusnya, karena pergantian musim tergantung juga pada perputaran bumi dan arah balik peredaran matahari dari titik dua puluh tiga setengan Lintang Utara dan dua puluh tiga setengah Lintang Selatan, diantara dua garis lintang itulah matahari bolak balik dari Utara dan Selatan atau dari Selatan ke Utara.
Jadi dengan dengan suhu yang serba ekstrem itu mari kita mundur ke masa silam, kita mundur ke tahun 1812, ya mundur 200 tahun lalu atau dua abad lalu, di mana terjadi perang antara pasukan Napoleon dari Perancis dengan pasukannya Rusia di bawah pimpinan Kaisar Alexander I dan jenderal yang legendaris dari Rusia, Machail Kutuzovsky, sekarag nama sang jenderal ini dijadikan nama salah satu jalan protokol yang bergerak memanjang dari Selatan ke Utara dan langsung menuju ke pusat ke kekuasaan Rusia, Kremlin. Persis dengan jalan Sudirman yang membentang dari Selatan ke Utara menuju ke pusat kekuasaan Indonesia, Istana Merdeka!
Perang tahun 1812 sebuah perang “gila-gilaan” antara Napoleon dari Perancis dengan Rusia yang memang mempertahankan negaranya dari Invasi Napoleon, dan sekarang tepat tanggal 2 Desember, yang pada tahun 1804 Napoleon telah mengangkat dirinya sendiri menjadi seorang Kaisar! Bayangkan si “kecil mungil” ini, Nepoleon, yang kalau di lihat ukuran rata-rata orang Barat adalah pendek, tingganya kurang lebih hanya 160 cm hampir sama dengan ukuran tinggi rata-rata orang Indonesia, tapi dengan kekuatan otak dan kekuatan militernya Napoleon telah menjadi Kaisar yang ditakuti dunia di masanya.
Nah ketika Napoleon berusaha menginvasi Rusia dengan membawa pasukan yang tak kira-kira, setengah juta orang, tepatanya kurang lebih 650.ooo orang, bisa dibayangkan bagaimana repotnya membawa pasukan sebanyak itu dari Perancis ke Rusia! Bisa dibayangkan ribuan tenda dan ribuan senjata serta makanan yang diperlukan, jangan lupa tentara juga manusia yang perlu makan! Jadi sebuah manajemen perang yang sangat canggih di masa itu, dan lihat ketika ratusan ribu pasukan tersebut berjalan kaki menuju lokasi perang di Borodino, Rusia!
Sebuah unjuk kekuatan yang memang ditunjukan Napoleon yang ingin menguasai Rusia dan Rusia tidak tinggal diam, dengan senjata manusia yang jumlah tak kalah banyak ditambah “senjata” alam, yaitu suhu yang ektrem, Rusia dapat mengalahkan Napoleon. Dan kekalahan Napoleon di peringati di Rusia tahun ini, tepat 200 tahun! Dan untuk selalu mengenang kemenangan tersebut Rusia membuat musium yang diberi nama tahun kemenangan tadi” Musium 1812″!
Rusia memang unik untuk soal sejarah! Dan Rusia membuat monumen untuk mengenang sejarah tadi, oya musium 1812 ini tepat berhadapan dengan Kremlin, adanya di sisi kiri bila kita masuk ke lapangan Merah Kremlin dari arah Selatan. Untuk memperingati sejarah kemenangan Rusia terhadap Napoleon dan lagi-lagi ini suatu kebanggaan tersendiri bagi Rusia, karena Rusia lah satu-satunya negara di jaman itu yang dapat mengalahkan Kaisar Napoleon! Dan itu terjadi dengan cara seperitiwa “Bandung Lautan Api!”
Kalau di lihat sejarah, berarti peristitwa” Bandung Lautan Api” meniru taktik Pangeran Pyodor yang mengosongkan dan membumihanguskan kota Moskow ketika pasukan Napoleon datang dan menyerbu, Napoloen memang dapat masuk ke Moskow, namun kota Moskow sudah dikosongkan dan sudah dibumi hanguskan, sehingga pasukan Napoleon tak mendapat apa-apa di Moskow, karena Moskow sudah kosong dari penduduk. Dengan demikian pasukan Napoleon “bertempur dengan diri mereka sendiri” yaitu melawan dingin yang membekukan dan melawan kelaparan.
Satu demi satu pasukan napoleon tewas oleh iklim! Dan akhirnya ribuan pasukan Napoleon tewas, lagi-lagi oleh Iklim dan hal tersebut sangat riil dilukis, jangan lupa saat itu belum ada foto. Jadi dengan lukisan peristiwa tersebut diabadikan dan kemudian dipamerkan di musium 1812 itu dan kesanalah saya mengajak anda.
Dengan tiket 300 rubel kita bisa masuk ke musium ini, yang sedang memamerkan kemenangan Rusia atas Napoleon! Ya tepat 200 tahun kemenangan Rusia di pemerkan puluhan lukisan perang di tahun 1812 itu dan ini musium modern, jadi perang 200 tadi seakan terasa hidup kembali, karena di berbagai sisi di pasang layar monitor plasma dari berbagai ukuran, dari 27″ sampai ke ukuran semeja bilyar! Benar-benar sebuah musium yang menarik. Jangan anda bayangkan musium yang kosong atau yang terdiri dari hanya beberapa orang pengunjung, tidak, ini Rusia bung!
Rusia dikenal sebagai negara yang sangat mencintai sejarah dan dengan sejarah tersebut bisa dipelajar lewat musium dan dimusium 1812 ini ramainya bukan main, antre bei tekit, antri menggangtung jaket dan antri ketika masuk ke ruang pameran tadi! Membludak dan full, dan jangan di bayangkan anak-anak yang ke musium sebagaimana sering kita lihat di Indonesia, anak sekolah dengan gurunya! Ini dari berbagai golongan, termasuk anak-anak muda, yang kalau di Indonesia mungkin di bilang kuno, anak muda kok ke musium? Kalau di Indonesia anak muda kan mainnya ke Mall, bukan ke musium.
Kita kembali ke sejarah perang 1812 ini, di dalam musium tergambar sangat jelas bukti-bukti kekalahan Napoleon, terutama di saat pasukan mereka diserang badai salju, ini senjata alam yang sangat dasyat, sangat ampuh yang dimiliki Rusia. Tak ada pasukan yang dapat mengalahkan Rusia dengan senjata alam ini! Walaupun Rusia pernah kalah dengan Jepang di tahun 1905, namun bila berhadapan dengan senjata iklim, Jepang pun akan KO!
Mengapa senjata iklim ini sangat ampuh bagi Rusia? Anda bisa bayangkan, orang Rusia sudah terbiasa hidup dengan suhu minus 30 an, jadi mereka tak kaget lagi berada di luar ruangan pada suhu demikian, lalu bagaimana dengan Perancis, bukahkan mereka juga mengenal musim dingin? Ya benar, Perancis punya musim dingin juga, tapi dingin di Perancis belum apa-apa ketimbang dinginnya Rusia. Perancis secara Geografsi letaknya berhadapan dengan Samudera Atlantik di bagian Baratnya, sehingga terbantu hembusan angin laut. Sedangkan Rusia secara Georgafis terletak di daratam yang sangat luas, bahkan terluas di dunia, makanya Rusia beriklim continental, yang kalau di musim dingin, dingin sekali dan di musim panas, panas sekali!
Dengan kondisi serba ektrem ini salah satu kelebihan Rusia bila dilihat dari sisi perang, apa lagi kalau perangnya di darat, ya sudah sangat menguntungkan mereka! Itulah sebabnya dua kali perang besar-besaran Rusia melawan Napoleon dan Rusia melawan Nazi, Hitler, Rusia menang telak! Dan senjata andalnnya adalah Iklim atau suhu yang ekstrem tadi.
Kite kembali ke musium 1812, ketika masuk ke musium ini sudah terbangun suasana perang, karena senjata-senjata alteleri di jaman 200 tahun lalu masih ada dan dipajang di musium ini, juga baju, topi, ambelm, peluru, mortir, sepatu dan berbagai jenis peralatan perang ditampilkan, bahkan beberapa helai potongan rambutnya Napoloen pun di pajang! Begitulah cara Rusia menggugah semangat nasionalisme, musium bagi mereka adalah tempat yang menyenangkan untuk menggali sumber sejarah yang akurat! Dengan belajar dari sejarah Rusia tetap kokoh dan tegar menghadapi serangan dari manapun, dan ketagaran tersebut sekarang di tampilkan oleh tokoh sentral meraka, Putin!
Terlepas dengan gaya politik Putin, Rusia kembali bangkit dan menujukkan kekuatannya, dan dalam pameran kemenangan di musium 1812 ini seakan Rusia berkata” Ini Rusia Bung, kalian boleh menyerang kami, tapi kami punya senjata yang tidak kalian miliki, Iklim yang ekstrem, yang akan menewas pasukan kalian!” Dan para jenderal Rusia di dalam kubur senyam senyum dan mentertawakan Napoleon dan Hilter!
SUMBER
0 Komentar untuk "Napoleon KO Melawan Iklim Rusia"