Topik kita kali ini adalah Renaissance.
Sejarah Renaissance
Gerakan Renaissance dimulai di abad ke-16, tak lama setelah berakhirnya Abad Kegelapan (abad 10-15). Saat itu, orang-orang Afrika menemukan tambang emas dan menjadi “orang-orang kaya baru.” Emas-emas yang mereka miliki ini kemudian dibelanjakan besar-besaran dan mengalir ke Florence, Italia. Karena daerah ini menjadi kaya, maka orang yang mengelola keuangan – alias bankers – lah yang menjadi orang-orang terkaya. Bankers yang paling kaya pada saat itu adalah keluarga De Medici.
Keluarga De Medici bukan hanya sekedar keluarga terkaya. Mereka juga memiliki hubungan yang dekat dengan Gereja dan merupakan penggemar berat seni. Kegemaran mereka akan seni membawa masuk banyak seniman muda yang mereka lihat memiliki potensi, kemudian mereka berikan pendidikan dan sponsor, hingga lahirnya seniman-seniman ternama yang kita kenal hingga saat ini, seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo Buonarroti, Sandro Boticelli, dan lain-lainnya. Sementara itu, uang dan koneksi yang mereka miliki tersebut mereka gunakan untuk membeli artifak, manuskrip, dan catatan-catatan dari era keemasan Yunani yang dimiliki Gereja. Saat itu, gaya seni di era keemasan Yunani dianggap sebagai kesempurnaan. Peninggalan-peninggalan Yunani inilah yang kemudian dipelajari dan “dihidupkan kembali” dalam karya seni.
Itulah sebabnya gaya ini diberi nama Renaissance; yang berasal dari kata Re dan Inascita, yang berarti “kelahiran/kehidupan kembali.”
.
Gaya Seni Renaissance
Salah satu ciri khas dari seni zaman Renaissance adalah lukisan-lukisan yang realis namun memiliki perspektif yang linear. Prinsip perspektif dan titik hilang baru digunakan sejak penelitian catatan arsitektur Yunani didemonstrasikan oleh Filipo Brunelleschi. Penggunaan perspektif merupakan langkah pertama menuju realisme. Seniman-seniman lain mulai mengembangkan teknik-teknik baru, seperti mempelajari cahaya dan bayangan, dan kemudian–dipelopori oleh Leonardo da Vinci,– anatomi.
Lukisan-lukisan yang hadir di era ini awalnya menggambarkan peristiwa-peristiwa dari mitologi. Namun, penggambaran mitologi erat hubungannya dengan penyembahan dewa-dewa yang dianggap pagan atau kafir oleh Gereja. Akhirnya, lukisan-lukisan Renaissance berhenti menggambarkan mitologi dan lebih banyak melukiskan peristiwa-peristiwa dari kitab suci. Ciri khas lain dari Renaissance adalah, meskipun yang dilukiskan adalah peristiwa dari kitab suci, tapi setting tempat dalam lukisan-lukisan tersebut adalah keadaan abad 16.
Pada era Yunani, karya-karya seni yang dibuat menggambarkan dewa-dewi mereka, dan karena dewa-dewi dianggap sempurna, maka hasil lukisan dan patung yang dibuat pun juga menggambarkan postur tubuh manusia yang “sempurna.” Hal ini pun dihidupkan kembali di era Renaissance, sehingga karya-karyanya menggambarkan manusia dengan postur tubuh sempurna, walaupun aslinya tidak demikian; misalnya patung David yang dibuat Michelangelo menggambarkan lelaki tinggi, tegap, dan berbadan atletis, padahal di kisah aslinya, Daud/David digambarkan pendek.
Warna-warna yang digunakan dalam lukisan sebagian besar menggunakan warna pastel (dicampur putih sehingga menjadi halus) atau dull (dicampur abu-abu sehingga tampak kusam).
.
Seniman-Senimannya
Banyak seniman ternama yang lahir dan berkarya di era Renaissance, misalnya seperti yang sudah disebutkan, Leonardo da Vinci, Michelangelo Buonarroti, dan Filippo Brunelleschi. Seniman-seniman terkenal lain misalnya Donatello, Sandro Boticelli, Pieter Bruegel the Elder, dan lain-lain.
SUMBER