Jakarta (MI) : Angkatan Udara Indonesia sempat menjadi anak emas Presiden Sukarno karena memiliki pesawat tempur tercanggih di zamannya. Sehingga muncul ungkapan 'AURI, anak lanang Bung Karno'.
Kurun waktu 1960-an kekuatan Angkatan Udara Indonesia membuat gentar negara tetangga di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Saat itu kesatuan dengan semboyan 'Swa Bhuwana Paksa', atau sayap pelindung angkasa nusantara itu telah memiliki pesawat jet pembom stategis tercanggih pada masanya.
Akan tetapi, perkembangan teknologi dan kondisi Indonesia terus berubah sehingga angkatan udara Indonesia tertinggal. Tak sedikit peristiwa kecelakaan kendaraan tempur udara yang terjadi sepanjang tahun 2000 sampai 2013.
Catatan detikcom, Kamis (13/2/2014), pemerintah Indonesia tidak tinggal diam, TNI AU kini membenahi armadanya sejak tahun 2012. Seperti jet tempur canggih asal Rusia Sukhoi Su-30 yang menjadi andalan untuk menjaga perbatasan NKRI.
Lalu ada F-16 produksi Amerika Serikat, Super Tucano dari Brasil, dan yang akan diupayakan untuk hadir adalah helikopter tempur Apache. Berikut penampakan dan kemampuan mereka :
Kurun waktu 1960-an kekuatan Angkatan Udara Indonesia membuat gentar negara tetangga di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Saat itu kesatuan dengan semboyan 'Swa Bhuwana Paksa', atau sayap pelindung angkasa nusantara itu telah memiliki pesawat jet pembom stategis tercanggih pada masanya.
Akan tetapi, perkembangan teknologi dan kondisi Indonesia terus berubah sehingga angkatan udara Indonesia tertinggal. Tak sedikit peristiwa kecelakaan kendaraan tempur udara yang terjadi sepanjang tahun 2000 sampai 2013.
Catatan detikcom, Kamis (13/2/2014), pemerintah Indonesia tidak tinggal diam, TNI AU kini membenahi armadanya sejak tahun 2012. Seperti jet tempur canggih asal Rusia Sukhoi Su-30 yang menjadi andalan untuk menjaga perbatasan NKRI.
Lalu ada F-16 produksi Amerika Serikat, Super Tucano dari Brasil, dan yang akan diupayakan untuk hadir adalah helikopter tempur Apache. Berikut penampakan dan kemampuan mereka :
1. Super Tucano
Untuk memperkuat kekuatan Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, TNI AU telah membeli pesawat tempur taktis Super Tucano buatan Brasil sebanyak 16 unit dengan total biaya USD 143 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Pembelian ini dilakukan dalam beberapa tahap.
"Kita sudah beli pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 beserta persenjataan lengkap yang sudah satu paket dengan pelatihan dengan harga USD 143 juta untuk 16 buah pesawat," kata Wakasau Marsdya TNI Dede Rusamsi pada 1 Desember 2012 lalu.
Pesawat tempur turbo propeller ini memiliki kemampuan taktikal seperti serangan antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (closed air support), penyekatan (interdiction) dan pertahanan udara (kecepatan rendah), dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air surveillance).
Teknisnya pesawat ini memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan sanggup terbang sejauh 1400 km atau 3,5 jam terbang. Namun bila ditambah drop tank atau tangki tambahan maka kemampuan terbangnya lebih jauh, yakni sejauh 2.855 km/jam atau 7,5 jam terbang.
Kecepatan pesawat maksimum 320 knot/580 kmph dengan kecepatan akselerasi normal 280 knot/500 kmph.
"Kita sudah beli pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 beserta persenjataan lengkap yang sudah satu paket dengan pelatihan dengan harga USD 143 juta untuk 16 buah pesawat," kata Wakasau Marsdya TNI Dede Rusamsi pada 1 Desember 2012 lalu.
Pesawat tempur turbo propeller ini memiliki kemampuan taktikal seperti serangan antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (closed air support), penyekatan (interdiction) dan pertahanan udara (kecepatan rendah), dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air surveillance).
Teknisnya pesawat ini memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan sanggup terbang sejauh 1400 km atau 3,5 jam terbang. Namun bila ditambah drop tank atau tangki tambahan maka kemampuan terbangnya lebih jauh, yakni sejauh 2.855 km/jam atau 7,5 jam terbang.
Kecepatan pesawat maksimum 320 knot/580 kmph dengan kecepatan akselerasi normal 280 knot/500 kmph.
2. Fighting Falcon F-16
Pesawat tempur multi peran yang dikembangkan Lockheed Martin, Amerika Serikat, ini adalah kendaraan tempur yang cukup populer. TNI AU juga mengoperasikan 24 unit pesawat tempur senilai USD 18,8 juta pada tahun 1998 ini.
"F-16 jumlahnya 24 unit, dan akan ada penambahan Hercules dari Australia jumlahnya 2," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsma TNI Hadi Tjahjanto pada 18 Oktober 2013 lalu.
Dengan nama Fighting Falcon pesawat ini memiliki kemampuan menjalan beragam misi. Karena kemampuan wilayah tempurnya mencapai 550 Km, dan kemampuan jelajah sambil membawa tangki mencapai 4.220 Km.
F-16 memiliki kecepatan maksimum hingga 2 Mach atau 2.410 Km/jam, batas ketinggian mencapai 15.240 meter dari atas permukaan laut, dengan kecepatan menanjak 254 m/detik. Tak hanya itu, kemampuannya membawa beragam jenis bom atau rudal membuat belasan negara menjadikan F-16 sebagai ujung tombak kekuatan udaranya.
"F-16 jumlahnya 24 unit, dan akan ada penambahan Hercules dari Australia jumlahnya 2," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsma TNI Hadi Tjahjanto pada 18 Oktober 2013 lalu.
Dengan nama Fighting Falcon pesawat ini memiliki kemampuan menjalan beragam misi. Karena kemampuan wilayah tempurnya mencapai 550 Km, dan kemampuan jelajah sambil membawa tangki mencapai 4.220 Km.
F-16 memiliki kecepatan maksimum hingga 2 Mach atau 2.410 Km/jam, batas ketinggian mencapai 15.240 meter dari atas permukaan laut, dengan kecepatan menanjak 254 m/detik. Tak hanya itu, kemampuannya membawa beragam jenis bom atau rudal membuat belasan negara menjadikan F-16 sebagai ujung tombak kekuatan udaranya.
3. Sukhoi Su-30 MK
Inilah kendaraan tempur yang menjalankan misi-misi rahasi TNI AU saat ini. Pesawat jet tempur buatan Rusia ini menjadi ujung tombang 'anak lanang Bung Karno'.
Pada 22 Februari 2013, pesawat kargo berukuran sangat besar, Antonov AH-124-100 dengan kode penerbangan VDA 6132 dipiloti oleh Gorbunov Vladimir mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Pesawat dari Rusia itu membawa 2 unit Sukhoi Su-30 untuk TNI AU dari total 6 pesawat.
Sukhoi Su-30 bukan sembarang jet tempur, pesawat multi peran ini bisa disandingkan dengan F-18 Hornet milik Amerika Serikat. Pesawat ini mampu menembus kecepatan suara hingga 2 mach atau 2.120 Km/jam. Jangkauan jelajahnya mencapai 3.000 Km, dengan ketinggian maksimum 17.300 meter dari permukaan laut. Kekuatan menambah ketinggiannya mencapai 230 m/detik.
Saat ini kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai homebase pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK2 buatan industri KNAPO (Konsomolsk-na Amure Aircraft Production Associattion), berjumlah 10 unit pesawat tempur yang datang secara bertahap sejak tahun 2003 di Lanud Iswahyudi, Madiun dan selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin sejak tahun 2009 dan 2010.
"Kekuatan Skuadron Udara 11 Wing 5 Sultan Hasanuddin saat ini menjadi 12 unit pesawat tempur yang akan menjaga pertahanan udara di Indonesia bagian timur," ujar Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Muliadi.
Pada 22 Februari 2013, pesawat kargo berukuran sangat besar, Antonov AH-124-100 dengan kode penerbangan VDA 6132 dipiloti oleh Gorbunov Vladimir mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Pesawat dari Rusia itu membawa 2 unit Sukhoi Su-30 untuk TNI AU dari total 6 pesawat.
Sukhoi Su-30 bukan sembarang jet tempur, pesawat multi peran ini bisa disandingkan dengan F-18 Hornet milik Amerika Serikat. Pesawat ini mampu menembus kecepatan suara hingga 2 mach atau 2.120 Km/jam. Jangkauan jelajahnya mencapai 3.000 Km, dengan ketinggian maksimum 17.300 meter dari permukaan laut. Kekuatan menambah ketinggiannya mencapai 230 m/detik.
Saat ini kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai homebase pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK2 buatan industri KNAPO (Konsomolsk-na Amure Aircraft Production Associattion), berjumlah 10 unit pesawat tempur yang datang secara bertahap sejak tahun 2003 di Lanud Iswahyudi, Madiun dan selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin sejak tahun 2009 dan 2010.
"Kekuatan Skuadron Udara 11 Wing 5 Sultan Hasanuddin saat ini menjadi 12 unit pesawat tempur yang akan menjaga pertahanan udara di Indonesia bagian timur," ujar Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Muliadi.
4. T-50i Golden Eagle
Ini armada terbaru TNI AU yakni T-50i Golden Eagle buatan Korean Aerospace Industries. 16 Pesawat tempur ini diserahterimakan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma dan dihadiri oleh Presiden SBY.
"Sebagai pesawat tempur, T-50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan dalam misi multirole. Sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan terhadap sasaran bawah," kata Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, Kamis (13/2/2014).
Pesawat ini akan digunakan sebagai pesawat Fighter Lead in Trainer atau untuk melatih calon penerbang tempur. Pesawat T-50i memiliki panjang 43 kaki, lebar sayap 31 kaki dan tinggi 16 kaki.
Dengan total kapasitas angkut persenjataan 5 ton, pesawat ini dilengkapi dengan kanon gatling internal 3 laras General Dynamics 20mm. Dengan spesifikasi ini, pesawat tempur T-50i mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit.
Pesawat ini mampu membawa semua jenis bom, rudal, maupun roket. Rencananya T-50i akan dilengkapi dengan radar udara sehingga mampu mengubah misi dari latih jet menjadi semua misi operasi. Dengan mesin General Electric F404-GE-102, pesawat T-50i mampu menghasilkan daya dorong 17.700 poinds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga mil power. Pesawat ini bisa mencapai kecepatan maksimal 1,5 kali kecepatan suara atau 1.600 km/jam. Ia bisa terbang hingga ketinggian maksimal 55.000 kaki.
"Sebagai pesawat tempur, T-50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan dalam misi multirole. Sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan terhadap sasaran bawah," kata Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, Kamis (13/2/2014).
Pesawat ini akan digunakan sebagai pesawat Fighter Lead in Trainer atau untuk melatih calon penerbang tempur. Pesawat T-50i memiliki panjang 43 kaki, lebar sayap 31 kaki dan tinggi 16 kaki.
Dengan total kapasitas angkut persenjataan 5 ton, pesawat ini dilengkapi dengan kanon gatling internal 3 laras General Dynamics 20mm. Dengan spesifikasi ini, pesawat tempur T-50i mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit.
Pesawat ini mampu membawa semua jenis bom, rudal, maupun roket. Rencananya T-50i akan dilengkapi dengan radar udara sehingga mampu mengubah misi dari latih jet menjadi semua misi operasi. Dengan mesin General Electric F404-GE-102, pesawat T-50i mampu menghasilkan daya dorong 17.700 poinds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga mil power. Pesawat ini bisa mencapai kecepatan maksimal 1,5 kali kecepatan suara atau 1.600 km/jam. Ia bisa terbang hingga ketinggian maksimal 55.000 kaki.
Sumber : Detik
0 Komentar untuk "Membandingkan 4 Jet Tempur Baru Milik TNI AU "